Kalau ada pertanyaan,
Tahukah Anda? Usia produktif justru usia terbaik untuk menyiapkan dana pensiun.
Barangkali, mereka yang berusia 20 sampai 30 tahun tidak pernah
memikirkan untuk mempersiapkan masa pensiun mereka dengan baik. Mereka
beranggapan, pensiun adalah urusan orang-orang usia 45-60 tahun.
Apalagi, jika mereka adalah pegawai negeri sipil, yang notabene mendapat
pensiun dari negara.
Padahal, usia 20-30 tahun merupakan saat paling tepat mempersiapkan
masa pensiun karena berada pada masa keemasan dalam karier, tanggungan
hidup masih sedikit, badan masih sehat, sehingga bisa menabung sedikit
demi sedikit untuk mempersiapkan
”House of Wealth”. Berikut strategi dan
langkah-langkah menyiapkan dana pensiun, seperti disampaikan Fauziah
Arsiyanti, SE, MM, ChFC., Independent Financial Planner dari First
Principal Financial PTE.LTD Singapore .
1 Tetapkan Tujuan dan Impian
Persiapan paling pertama menghadapi masa pensiun adalah
”knowing
yourself .” Apa impian Anda, apakah membangun bisnis sendiri, dan
sebagainya? Bayangkan impian itu baik-baik, sehingga jelas tergambar
dalam benak Anda. Yakini bahwa
”it will come true.” Impian yang
diyakini dengan benar-benar akan memotivasi kita untuk mencapainya.
2 Kenali Karakteristik Diri
Langkah berikutnya adalah mengenali karakteristik diri sendiri. Ada
beberapa kategori dasar investor, yaitu konservatif, moderat, dan
agresif.
Tipe konservatif adalah investor yang tidak ingin kehilangan
uang pokoknya sama sekali. Untuk itu, ia bersedia “berkorban” untuk
mendapatkan
return
(hasil) yang kecil sekali asal dananya aman. Jenis investasi
yang cocok untuk investor konservatif juga sangat terbatas, misalnya,
tabungan dan deposito.
Tipe moderat bersedia mengambil sedikit risiko asal mendapatkan
return
yang lumayan pada jangka waktu menengah. Jenis investasi yang
ditawarkan bisa lebih beragam. Selain tabungan dan deposito, alternatif
lain seperti emas, tanah dan properti serta reksadana pasar uang serta
reksadana pendapatan tetap bisa dijadikan pilihan.
Tipe agresif yaitu investor yang berani mengambil risiko. Dalam
arti bersedia kehilangan sejumlah pokok modal asal mendapatkan
keuntungan dalam jangka waktu yang relatif panjang. Pilihan investasinya
sangat bervariasi. Selain jenis-jenis instrumen keuangan di atas, bisa
ditambah reksadana campuran serta saham dan produk-produk keuangan
lainnya.
Intinya,
low risk low return, high risk high return. Bila Anda
hanya bersedia mengambil sedikit risiko, maka hasil yang didapat juga
sedikit. Namun, bila mengambil risiko lebih banyak, hasil yang didapat
juga tentunya akan lebih banyak.
3 Perluas Pengetahuan
Ada banyak sekali instrumen keuangan yang bisa dijadikan kendaraan
untuk mencapai tujuan keuangan, termasuk menikmati masa pensiun dengan
aman dan sejahtera. Namun, sama sekali tidak dianjurkan mengambil risiko
tanpa tahu konsekuensinya, bahkan bila Anda investor tipe agresif
sekalipun.
Artinya, bila Anda ingin mengambil investasi, Anda wajib tahu persis
seluk beluknya, risiko dan faktor yang memengaruhinya. Tujuannya, agar
Anda bisa mengatur dan meminimalkan risiko tapi tetap mendapatkan return
maksimal.
Jadi, banyak-banyaklah bertanya, membaca, atau menggunakan jasa
konsultan keuangan independen. Mereka akan memberikan analisa obyektif
dan berdiri untuk kepentingan Anda dalam memberikan advis masalah
keuangan.
4 Disiplin & Awas Terhadap Berbagai Perubahan
Segala sesuatu yang dikerjakan dengan disiplin pasti akan membuahkan
hasil memuaskan. Begitu juga berinvestasi secara rutin untuk menyiapkan
dana pensiun. Bila tidak disiplin, meski rinci, hasilnya tidak akan
maksimal.
Anda juga harus senantiasa mereview kembali perencanaan pensiun
Anda secara berkala, karena hidup seseorang tidaklah stagnan. Akan ada
banyak perubahan, baik perubahan penghasilan atau perubahan pengeluaran.
Contohnya, kelahiran anak atau perubahan tujuan keuangan. Konsultasikan
perubahan-perubahan tersebut kepada perencana keuangan Anda.
5 Membangun Networking
Jejaring yang kuat merupakan salah satu faktor suksesnya sebuah
usaha atau pekerjaan. Masa pensiun bisa menjadi momok bagi yang belum
siap. Namun, bagi mereka yang berhasil membangun jejaring yang solid
semasa bekerja, hidup tetap menggairahkan bahkan menguntungkan secara
finansial.
6 Memahami Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Penyebabnya bisa karena
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan ketidaklancaran distribusi
barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai
mata uang secara kontinyu. Sebagai ilustrasi, tahun 2010, dengan uang Rp
50 ribu kita bisa membeli 1 ekor ayam kampung. Tapi, di tahun 2011,
seekor ayam kampung yang sama tidak bisa lagi dibeli dengan harga Rp 50
ribu, tetapi naik menjadi Rp 55 ribu. Inflasi sangat memengaruhi
persiapan tabungan untuk dana pensiun. Oleh karena itu, sangat penting
mencari instrumen keuangan menabung yang mempunyai return melebihi
inflasi. Misalkan, reksadana, properti, atau emas.
Pilah-pilih Produk
Setelah mengetahui prinsip dan strategi perencanaan pensiun, saatnya
Anda mengetahui produk-produk persiapan pensiun yang berada di pasaran
selain menabung.
1 Produk Annuity
Produk annuity adalah suatu produk keuangan yang pada masa jatuh
temponya atau pada saat Anda berencana pensiun memberikan uang sebesar
100 persen uang pertanggungan. Kemudian dari mulai pensiun sampai umur
tertentu (biasanya 70 tahun) memberikan sejumlah uang setiap tahun,
ditambah pada umur tertentu (umur 70 tahun) diberikan lagi sebesar 100
persen uang pertanggungan.
Besarnya uang pertanggungan akan berbeda tergantung kebijaksanaan
masing-masing lembaga keuangan. Jadi, skemanya sama persis seperti uang
pensiun. Bedanya, kita bisa mengatur sendiri berapa jumlah uang yang
akan kita terima setiap tahun.
2 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
DPLK adalah suatu program pensiun yang diselenggarakan pemerintah.
Beberapa lembaga keuangan swasta juga menjual produk ini, tapi
perhitungan anuitas tetap ditentukan oleh pemerintah. Keuntungan program
pensiun ini adalah masa pensiun bisa dipercepat sampai umur 45 tahun.
Ketika kita memasuki masa pensiun, sebesar 20 persen dari uang pensiun
akan dibayarkan, setelah itu sisanya sebesar 80 persen akan dibayarkan
secara anuitas. Seandainya penerima pensiun meninggal, dapat dilanjutkan
diterima oleh istri atau suami atau anaknya.
3 Program Pensiun Lump Sum
Cara kerja program pensiun ini hampir sama dengan DPLK, akan tetapi
ketika memasuki masa pensiun, uang diterima dalam jumlah lump sum atau
100 persen dari nilai pertanggungan. Biasanya, untuk program ini,
perusahaan atau kantorlah yang membeli preminya, dan pegawai mendapatkan
manfaatnya. Biasanya, beberapa lembaga keuangan memberikan kebebasan
bagi perusahaan untuk memilih jenis investasi, bisa di pasar uang,
obligasi, campuran, saham, bahkan syariah. Jadi, benar-benar bisa
disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan, dan tujuan keuangan
perusahaan.
4 Dana Pensiun Sendiri dengan Reksadana
Anda juga bisa menggunakan skema menabung sendiri dengan Reksadana.
Skema ini sangat fleksibel, karena disesuaikan dengan kondisi keuangan.
Apabila di suatu bulan, Anda belum bisa menabung, maka menabung untuk
pensiun ini untuk sementara bisa “diliburkan” sampai kondisi keuangan
kembali memungkinkan.
Ilustrasi Kasus
Rahma (30) mempunyai gaji bulanan sebesar Rp 10 juta. Setelah
dikurangi biaya bulanan sebesar Rp 6 juta, tersisa Rp 4 juta. Rp 2 juta
digunakan untuk menabung masa depan anak-anaknya setiap bulan. Berarti,
setiap bulan, Rahma bisa menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta untuk
tabungan persiapan pensiun.
Setelah berkonsultasi dengan Perencana Keuangan, Rahma
menginvestasikan (menabung) uangnya sebesar Rp 2 juta per bulan ke dalam
Reksadana saham. Karena Rahma berencana pensiun di usia 55 tahun, maka
ia berencana menabung setiap bulannya selama 15 tahun. Diasumsikan,
return reksadana tetap, dan diasumsikan Rahma selalu menabung setiap
bulan, maka pada usia 55 tahun, Rahma mempunyai dana pensiun sebesar
kurang lebih Rp 2,3 milyar.
Manfaat memilih dana pensiun sendiri dengan reksadana ini adalah,
apabila di suatu masa, Rahma tidak bisa menabung untuk pensiun, maka hal
ini tidak menjadi masalah. Menabungnya bisa libur dulu sementara,
sampai kondisi keuangannya kembali memungkinkan.