Baik orang kaya atau miskin, pandai atau bodoh, tua atau muda, semua memiliki persamaan kalau sudah sampai pada urusan uang.
Ya,
kita semua menggunakan uang. Jumlah uang yang dimiliki dan bagaimana
cara kita menggunakan uang memang berbeda satu sama lain. Namun, yang
pasti di dunia ini kita semua memerlukan uang, kecuali kalau Anda hidup
bersembunyi dan bertapa terus menerus di sebuah gua keramat.... :)
Jadi, apa tanda dari hal tersebut?
Ini menunjukkan bahwa kita semua perlu memiliki pengetahuan finansial yang baik.
Dalam
sebuah riset oleh Organisation for Economic Co-operation and
Development(2005) yang diberi judul “Increasing Financial Literacy”,
disebutkan bahwa pendidikan atau pengetahuan finansial menjadi semakin
dibutuhkan di antaranya karena:
1. Orang sekarang dihadapkan
dengan instrumen finansial yang semakin kompleks, dengan berbagai
keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
2. Adanya generasi baby boom (orang yang lahir setelah perang dunia II di Amerika), dan juga meningkatnya harapan hidup
3. Rendahnya tingkat “melek finansial” masyarakat
Dalam
riset tersebut, dinyatakan bahwa pendidikan finansial itu penting tidak
hanya bagi kepentingan individu saja. Pendidikan finansial tidak hanya
mampu membuat Anda menggunakan uang dengan bijak, namun juga dapat
memberi manfaat pada ekonomi.
Jadi, konsumen yang memiliki
pendidikan finansial bagus akan mampu menggunakan uang sesuai dengan apa
yang mereka butuhkan, sehingga ini akan mendorong para produsen untuk
membuat produk atau jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Bahkan,
sebuah penelitian di Australia pernah mengungkapkan bahwa peningkatan
pendidikan finansial pada 10% populasi akan berpotensi meningkatkan
ekonomi Australia sebesar 6 miliar dollar Australia per tahun dengan
cara membuka 16.000 lapangan kerja baru.
Itu semua bisa terjadi
karena orang sudah semakin sadar akan pentingnya mengatur keuangan dan
bagaimana memanfaatkannya untuk masa depan. Karena itulah, seharusnya
anak-anak sekolah sudah dibekali dengan pendidikan finansial, agar
nantinya mereka bisa punya kontrol atas uang yang mereka miliki.
Menurut
Annamaria Lusardi, professor di Dartmouth College, seperti dikutip dari
USnews.com, mengatakan bahwa orang-orang yang mengetahui dasar prinsip
keuangan akan memiliki rencana pensiun yang lebih baik, memiliki
kekayaan lebih besar, dan bisa menghindari hutang (untuk barang
konsumtif) dengan lebih baik.
Di luar negeri sendiri, pendidikan
finansial sudah diajarkan di sekolah-sekolah, namun hal tersebut
ternyata belum cukup. Sama seperti kebanyakan pelajaran lain di sekolah,
pendidikan finansial ini pada umumnya masih kurang efektif karena
sistem mengajar di sekolah yang kurang aplikatif.
Menurut Robert
Kiyosaki, pendidikan bisa dimulai dari kata-kata. Pada dasarnya ini sama
dengan prinsip-prinsip yang sudah ada, yaitu “Anda adalah apa yang Anda
pikirkan”. Sebab, kata-kata itu sendiri tentunya bertujuan untuk
“memberi makan” pikiran kita dengan hal yang positif, ataupun negatif.
Memulai
pendidikan finansial dengan kata-kata misalnya bisa dilakukan dengan
menggunakan “bahasa orang kaya”, seperti istilah aset dan liabilitas.
Namun, tentunya kata-kata saja belum cukup, karena itu hanyalah suatu
bagian dari sebuah proses.
Selain dipelajari di sekolah,
pendidikan finansial sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain seperti dengan mengikuti seminar, membaca buku / eBook finansial
(salah satu yang saya sarankan ada di asetinternet.com), mengunjungi
situs-situs finansial (seperti finance.yahoo.com), dan tentunya dengan
mempraktikkan langsung apa yang telah kita ketahui.
“Pendidikan finansial punya kekuatan untuk mengubah dunia”
- Robert Kiyosaki-
Jumat, 26 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar