Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Selasa, 30 Juli 2013

SAYA MALES KETEMU AGEN ASURANSI

Pagi ini Ada yang Sampaikan ke Saya "Saya Males ketemu agen asuransi, kerjanya cuma ngomongin mati aja.."

hehe... bener juga ya... kali ini saya benarkan deh...

tapi.... bentar dulu...

Bukankan Para Ustad, Para Pendeta, Tiap kotbah juga ngomongin MATI juga.... Bahkan mereka Nakut nakutin...

Ntar Kalau Mati banyak dosa Masuk neraka lo...

Di Neraka itu minumannya NANAH KITA SENDIRI...

Tubuh Kita dibakar terus tapi ndak mati-mati...

betul begitu kan?

Dan apakah mulai saat ini anda akan BERHENTI MENEMUI Meraka Para Ustad / Pendeta?

Teman.. Mereka berani ngomong setiap hari tentang kehidupan setelah kehidupan di dunia ini KARENA MEREKA YAKIN bahwa SURGA DAN NERAKA ITU BENAR-BENAR ADA dan MEREKA MERSA BERTANGGUNG JAWAB untuk menyadarkan semua Umatnya untuk mengikuti mereka...

Nah...

Begitu juga dengan Kami sebagai Agen Asuransi.... Kami TIDAK PERNAH AKAN BERHENTI untuk menyampaikan hal ini kepada seluruh calon client kami karena kami Yakin dengan apa yang kami sampaikan...

Kalaupun kami ketemu orang-orang yang sampai saat ini masih NEGATIF dengan Asuransi.., kamipun TIDAK AKAN MENYERAH, karena NYATANYA sampai saat ini NASABAH KAMI BERTAMBAH TERUS...

Ini BUKTI bahwa BANYAK ORANG YANG SEMAKIN SADAR AKAN PENTINGNYA SURANSI...

Kalau mau kita lihat sejenak...

Seorang Pemuka agama selalu mengingatkan tentang Surga dan Neraka, Pertanyaannya : Apakah Mereka para pemuka agama itu sudah pernah masuk Surga / Neraka? TENTU BELUM KAN...

Nah, Mereka yang belum pernah ngalami aja BISA YAKIN DENGAN YANG MEREKA SAMPAIKAN..

Kami sebagai agen asuransi BERANI SANGAT YAKIN membawakan misi kami karena KAMI SUDAH MEMILIKI BANYAK BUKTI..



1. Beberapa waktu yang lalu saya menerima laporan salah satu Nasabah kami Meninggal karena kecelakaan dan meninggal ditempat karena Tertindih Truk... Ia meninggalkan 1 istri dan 2 anak yang masih kecil . . .

INI BUKTI bahwa Kita tidak pernah menginginkan MATI MUDA, tapi kematian ITU PASTI DATANG...

2. Bulan lalu kami membayarkan Claim nasabah kami yang terkena Tumor... Dirawat dirumah sakit habis Puluhan Juta dan beliau begitu senangnya ketika Biaya-biayanya dibayarkan oleh ASURANSI tempat saya bernaung.

Dan masih banyak lagi bukti... SETIAP HARI ASURANSI tempat saya bernaung.Membayarkan CLAIM 9 Milyard.. Ya , ini claim 1 hari aja... ARTINYA... MUSIBAH ITU BISA DATANG SETIAP SAAT...

Lalu...

Bagaimana dengan anda?

Sudah siapkah jika kematian itu datang kapanpun? sudah kan anda berpikir tentang hal ini dan bagaimana keadaan Istri dan keluarga anda jika anda bernar-benar meninggalkan mereka?

Jika anda sakit, lalu dokter menyampaikan tagihan puluhan juta atau bahkan ratusan juta, SUDAH SIAPKAH DANA DI Rekening anda saat ini?

Teman...

Hidup cuma sekali... Kami memutuskan menjadi agen asuransi bukan karena kami tidak memiliki kemampuan untuk mengerjakan hal lainnya..

ini semua kami lakukan karena kami begitu paham akan misi kami untuk memastikan setiap keluarga memiliki masa depan yang indah...

dengan berasuransi... Kalaupun tidak pernah terjadi resiko... maka inilah harapan kami...

dan jika benar resiko itu tidak pernah datang, maka anda pun telah menyiapkan masa depan anda sejak dini...
  • Anda akan memiliki dana yang cukup untuk pendidikan anak-anak anda.
  • Anda akan memiliki dana untuk perjalan haji anda..
  • Anda akan memiliki dana untuk pensiun anda
  • dan tentunya, anda akan merasa tenang kalaupun suatu ketika musibah itu datang menghampiri kita...
Semoga curhatan saya ini bermanfaat dan jika anda ingin segera memiliki Polis Asuransi, Jangan ragu untuk menghubungi Agen ASURANSI disekitar anda.

CERITA TENTANG AGENT ASURANSI

Ada seorang bapak yg mempunyai 4 orang teman baik dgn profesi Dokter Spesialis, Kepala Cabang Bank (Banker), Agent Asuransi dan ustadz.

Suatu hari si bapak mngalami kecelakaan & di rawat di RS, setelah itu bapak tsb berpulang ke Rahmatullah.

Seminggu setelah kejadian itu, ke 4 temannya datang.

Dokter : Ibu, Saya turut berduka-cita atas kejadian ini, namun biaya rumah sakit selama masa perawatan harus tetap dibayar

Banker : Saya juga turut bersedih atas kejadian ini. Tetapi bu, hutang2 mendiang waktu masih ada, tetap harus dibayar.

Ustadz : Ibu, saya turut berduka atas meninggalnya Almarhum, saya hanya bisa mendo'akan semoga Almarhum mendapat berkah serta ampunan dari Allah SWT, AlFaatihah (teriring Do'a Arwah dan Haul Jamak).

Agent Asuransi : Ibu, Saya turut bersedih atas peristiwa ini & sudah menjadi kewajiban perusahaan saya untuk membayar biaya rumah sakit & memberikan uang pertanggungan untuk keluarga ibu. Seperti apa yg sudah mendiang percayakan kepada kami selama ini.

Apakah Anda masih mau menolak seorang Agent Asuransi ?

Kami hanya menjalankan tugas kami dgn sebagaimana mestinya. Saat ini, mungkin tidak banyak yg bisa kami kerjakan untuk Anda. Mungkin, saat ini, kami hanya merepotkan Anda, mengganggu Anda. Anda benci dengan kami karena kami selalu membahas meninggal, cacat, sakit, kecelakaan, bahkan mungkin sebagian dari Anda berpikiran bahwa kami seperti sedang nyumpahin Anda.

Akan tetapi, saat Anda membutuhkan, kami ada untuk Anda di barisan paling depan. Kami akan menjalankan tugas kami di saat Anda paling butuh bantuan.

Terima kasih, untuk kepercayaan Anda kepada kami. Kami akan selalu mengerjakan tugas kami untuk Anda dengan sebaik-baiknya.

Batu Ginjal Bisa Kambuh Lagi, Jika Lalai Periksa ke Dokter

Bagi yang pernah terkena penyakit batu ginjal atau saluran kemih disarankan rajin mengontrol kondisi kesehatannya ke dokter.

Penyakit batu ginjal bisa kambuh lagi jika penderita tidak rajin memeriksakan diri ke dokter. “Jika tidak rajin check-up, batu di saluran kemih kadang-kadang bisa timbul kembali meskipun sudah dilakukan tindakan pengangkatan," kata spesialis urologi UI, dr Ponco Birowo, dalam acara konferensi pers ‘Penatalaksanaan Batu Ginjal Tanduk Rusa dengan Luka Operasi Minimal di Jakarta, baru-baru ini.

Dalam satu tahun, sekitar 10 persen pasien batu ginjal bisa mengalami kekambuhan di saluran kemih. Menurut dr Ponco, ada beberapa faktor yang bisa memicu kekambuhan. Umumnya, kekambuhannya berasal dari salah satu faktor risiko dari pembentukan batu tersebut. Misalnya, dari pekerjaan. "Kalau ia sering terpapar panas seperti juru masak atau di bagian mesin dan jarang minum, maka ada kemungkinan penyakitnya kambuh," ujar dr Ponco.

Selain kurang minum, katanya, penyakit batu ginjal juga dipengaruhi jenis kelamin. Lelaki lebih berisiko kena batu ginjal dibanding perempuan. Jika Anda terkena batu ginjal, katanya, minum air mineral secukupnya sehingga bisa menghasilkan urin sebanyak dua liter perhari. "Perhatikan juga kualitas airnya. Kalau air tanah yang diminum mengandung kadar kalsium tinggi, Anda sebaiknya meminum air mineral," saran dr Ponco.

Faktor penyebab pembentukan batu itu bervariasi. Kepala Departemen Urologi RSCM Dr dr Nur Rasyid menambahkan, ada yang memang disebabkan asupan kalsium yang tinggi, tapi ada juga yang dipengaruhi penyerapannya. "Kalau asupannya sudah ditahan, tapi penyerapannya tetap tinggi, maka periksalah ke dokter spesialis. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan mulai dari sebulan sekali, lalu tiga bulan sekali, enam bulan sekali dan dilanjutkan rutin periksa setahun sekali," ujar Dr Nur Rasyid.

Pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui, apakah ada batu di saluran kemih yang muncul lagi atau tidak. "Kalau tidak, lakukan pemeriksaan UltraSonoGrafi (USG) dan tes darah di laboratorium," katanya.

Jumat, 26 Juli 2013

Asuransi Apa Saja Yang Kita Perlu

Manusia berencana, namun Tuhan juga yang menentukan. Ungkapan ini sepertinya sudah lazim kita dengar dan mungkin juga sudah ada sejak zaman dahulu kala. Jika kita cermati, ungkapan ini sebetulnya mengandung satu pesan tersembunyi: hidup ini penuh dengan risiko. Apa saja? Banyak sekali, Bapak-Ibu. Dari risiko paling kecil, seperti tepeleset di kamar mandi, sampai risiko kehilangan harta benda, anggota tubuh, bahkan nyawa.

Pertanyaannya sekarang, apakah kita sebaiknya pasrah saja, atau justru melakukan persiapan terbaik untuk berjaga-jaga seandainya risiko itu tiba. Sebagai perencana keuangan, tentu saja saya menyarankan pilihan terakhir. Bukan maksud saya mengajak Anda untuk berpikir pesimis, tapi sebaliknya justru mengajak Anda berpikir jauh ke depan. Ada banyak tujuan di depan sana yang masih ingin Anda capai. Karena itu, dalam mencapai tujuan-tujuan tadi, seyogianya Anda juga mempersiapkan diri menghadapi sejumlah risiko yang mungkin saja terjadi.

Salah satu antisipasi risiko yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengambil sejumlah asuransi. Berikut ini saya akan memberitahukan berbagai risiko yang mungkin terjadi pada Anda, dan asuransi untuk mengantisipasinya.
1. Kematian
Risiko kematian bisa terjadi kapan saja tanpa terduga. Bila yang meninggal adalah sebatang kara, tentu tak terlalu masalah. Repotnya kalau yang meninggal itu masih punya tanggungan anak-anak atau anggota keluarga lain. Bagaimana jadinya nasib mereka? Dari mana mereka bisa makan dan membayar uang sekolah?
image
Bila Anda saat ini mempunyai orang lain yang hidupnya Anda tanggung, tentunya pengambilan asuransi jiwa patut dipertimbangkan. Bila ada asuransi jiwa, maka orang yang Anda tinggalkan akan mendapatkan sejumlah uang pertanggungan yang bisa dia pakai untuk membiayai hidupnya. Jadi, ada pihak ketiga yang akan "menjaga" orang yang Anda tinggalkan.

Ada banyak perusahaan asuransi yang memberikan layanan ini. Semuanya berusaha memberikan layanan terbaik dengan berbagai bujukan lainnya. Anda tak perlu buru-buru menutup diri atau memilih. Gunakan waktu Anda untuk menyeleksi perusahaan mana yang memberikan tawaran dan pelayanan terbaik.

2. Kecelakaan
Di mana pun Anda berada, risiko kecelakaan pasti akan tetap saja ada. Anda naik pesawat, kereta api, kapal laut, peluang sekecil apa pun selalu ada. Bahkan ada kejadian orang sedang berjalan di lapangan terbuka tiba-tiba kejatuhan pesawat terbang. Pernah pula ada bus nyelonong menabrak rumah dan mencelakai penghuninya yang sedang tidur.

Apa yang terjadi kalau Anda mengalami kecelakaan? Anda biasanya akan dibawa ke rumah sakit. Anda juga akan menginap kalau luka-luka Anda perlu perawatan cukup lama. Akibat terburuk, Anda cacat. Bisa jadi salah satu organ atau anggota tubuh Anda tidak berfungsi. Akibatnya, Anda tidak bisa lagi bekerja dan mendapatkan penghasilan.

Karenanya, Bapak-Ibu, untuk mengantisipasi risiko ini ambil saja asuransi kecelakaan. Asuransi kecelakaan memberikan uang pertanggungan bila Anda mengalami kecelakaan sehingga harus dirawat inap di RS, mengalami cacat, atau bahkan kematian. Sama seperti asuransi kematian, ada banyak perusahaan yang menawarkan asuransi kecelakaan. Umumnya mereka memberikan premi yang terjangkau.

3. Sakit
Sakit itu mahal. Kalau Anda sakit, paling tidak Anda harus pergi ke dokter sehingga ada biaya konsultasi yang harus Anda bayar. Belum lagi obat dan kalau dirawat inap di RS. Iya kalau uangnya ada. Kalau tidak? Beberapa RS saja sekarang meminta uang muka sebelum Anda masuk dirawat. Belum lagi kalau Anda harus dioperasi.

Untuk berjaga-jaga dari situasi ini, Anda bisa mengambil asuransi kesehatan. Dibanding beberapa tahun lalu, sekarang sudah makin banyak perusahaan asuransi menjual produk ini. Ada produk yang memberikan penggantian RS saja, atau penggantian RS plus penggantian rawat jalan, plus obat juga. Sekarang, tinggal Anda saja yang menentukan pilihan paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

4. Musibah atas Rumah
Belakangan ini kita sering menyaksikan berita terjadinya kebakaran. Baik itu pasar, kantor, maupun pemukiman. Nah, kalau musibah itu menimpa rumah yang Anda tempati sekarang, bayangkan apa yang akan terjadi. Repotnya, tidak semua orang memiliki cukup uang untuk membangun kembali rumahnya yang terkena musibah, sehingga banyak yang akhirnya harus menumpang di rumah saudara, atau lebih apes lagi di tenda-tenda darurat. Untuk jenis musibah macam ini juga tersedia asuransinya. Biasanya dengan harga cukup terjangkau.

5. Musibah atas Kendaraan
Anda punya mobil atau sepeda motor? Kendaraan Anda juga memiliki kemungkinan mengalami kecelakaan. Sekarang ini saja kalau menyetir, hampir bisa dipastikan ada saja kendaraan lain memepet-mepetkan kendaraannya ke kendaraan saya. Dan itu terjadi hampir setiap hari, terutama di kota-kota besar. Bahkan sudah mengemudi dengan sangat hati-hati pun masih bisa jadi korban akibat ulah pengemudi lain yang tak kenal aturan.

Bila risiko terjadi kecelakaan memang cukup besar, tak ada salahnya mengambil asuransi kendaraan. Terlebih lagi bila kendaraan itu menunjang Anda dalam mencari nafkah. Bila Anda asuransikan, saat terjadi kerusakan maka perusahaan asuransi-lah yang akan menanggungnya.

Kesimpulannya, ada berbagai asuransi yang Anda prioritaskan. Selanjutnya Anda bisa menentukan, apakah perlu mengambil beberapa saja atau memang memerlukan semuanya. Andalah yang tahu persis kondisi diri Anda. Selamat berasuransi.

Mengeluarkan Uang dengan Bijak, atau Menabung dengan Bijak?



Kalau ada pertanyaan,

” Mana yang lebih baik; mengeluarkan uang dengan bijak, atau menabung dengan bijak?”

Jawaban saya adalah: mengeluarkan uang dengan bijak itu lebih baik.

Kalau Anda pernah membaca artikel yang saya tulis beberapa waktu yang lalu, jawaban tersebut kedengarannya bertolak belakang. Waktu itu, saya menulis tentang mengapa menabung adalah suatu hal yang menguntungkan. Mungkin Anda berpikir bahwa saya plin plan :)

Sebenarnya, artikel ini tidak bertolak belakang kok.

Dalam artikel terdahulu yang telah saya singgung tadi, diungkapkan bahwa menabung bisa melindungi diri dari kerugian finansial, salah satu caranya dengan membangun bisnis baru. Jadi, uang yang ditabung akan menjadi lebih menguntungkan jika dikeluarkan lagi untuk berinvestasi, tidak melulu disimpan begitu saja.

Sebagai contoh, dalam buku You Were Born Rich tulisan Bob Proctor, ada satu kisah menarik tentang konsep menyimpan dan mengatur uang.

Diceritakan, ketika Bob masih kecil, ada seorang lelaki tua yang tinggal di dekat rumahnya, dan pria itu bernama Pak Chapman. Pekerjaan Pak Chapman waktu itu hanyalah pemungut sampah, jadi sepertinya mustahil kalau ia bisa punya banyak uang.

Pak Chapman hanya tinggal seorang diri, tak ada orang lain di rumahnya. Karena itu, ketika ia telah meninggal, polisi pun masuk ke dalam rumahnya untuk mengumpulkan barang-barang miliknya.

Namun, tak disangka dan tak dinyana, ternyata para polisi menemukan uang bernilai $100,000 (seratus ribu dolar) yang tersimpan dalam kotak Pak Chapman, seorang lelaki tua yang pekerjaannya hanya memungut sampah! Wow, waktu itu pasti nilainya sangat besar.....

Peristiwa itu pun langsung menjadi berita di koran Toronto Daily Star.

Apa pesan di balik cerita ini?

Uang harus dibelanjakan, karena uang harus terus bersirkulasi atau berputar. Tak ada gunanya Pak Chapman menyimpan ratusan ribu dolar, jika pada kenyataannya ia tetap hidup miskin dan sengsara.

Sirkulasi yang baik tentunya bukan asal membelanjakan uang untuk hal-hal yang konsumtif, melainkan sirkulasi yang bisa menambah jumlah uang yang telah ada. Dengan kata lain, uang harus dikeluarkan dengan bijak.

Jadi; menabung Rp 200.000 dalam celengan sapi, celengan babi, atau celengan semar dengan bijak tanpa mendapat bunga, atau mengeluarkan Rp 200.000 dengan bijak untuk investasi yang bisa menambah pemasukan?

Dalam salah satu bukunya, Robert Kiyosaki mengatakan bahwa orang yang mengeluarkan uang dengan bijaksana akan lebih makmur daripada orang yang menabung dengan bijaksana.

But,it’s up to you anyway.

12 Tips dan Trik Jitu Menabung


Kalau ada pertanyaan,
Orang selalu mencoba untuk menabung, terutama jika kondisi ekonomi sedang memburuk. Apapun alasan Anda menabung, Anda akan menemukan berbagai tips dan trik yang bisa Anda terapkan. Menabung itu sebenarnya tidak sulit, dan Anda hanya perlu sedikit kreatif untuk mempelajari cara-cara apa saja yang bisa Anda terapkan untuk menabung.

Ada banyak sekali cara yang bisa Anda lakukan untuk menabung. Meski beberapa cara nampaknya hanya bisa membuat Anda menyisihkan sedikit uang, namun ketika Anda terus menerus melakukannya, maka pada akhirnya Anda akan melihat betapa banyak uang yang telah Anda tabung. Perlu Anda ingat, bahwa menabung bukan hanya menyisihkan uang. Menabung adalah sesuatu yang Anda temui dalam kehidupan sehari-hari Anda. Menabung adalah bagaimana cara Anda hidup dan bagaimana Anda memilih berbagai kemungkinan yang ada dalam hidup.

Pernahkah Anda mendengar ungkapan, “Rome wasn’t built in a day” ?

Ya, kota Roma memang tidak selesai dibangun dalam satu hari saja, dan begitu pula rekening bank Anda.

Yakinlah dalam diri Anda bahwa tak ada kata terlambat untuk menabung, berapapun usia Anda saat ini. Aturlah pikiran Anda, dan yakinlah bahwa saat ini juga adalah waktu untuk mulai membangun masa depan.

OK, langsung saja kita menuju tips-tips menabung!

1. Gunakan Kembali

Ketika Anda berbelanja, carilah barang-barang yang bisa Anda gunakan kembali. Contoh sederhananya adalah baterai yang bisa Anda charge ulang, bukan baterai sekali pakai. Harga awalnya memang lebih mahal daripada baterai biasa, namun seiring waktu berjalan pasti Anda akan merasakan manfaatnya.

2. Rencana Keuangan

Semua orang seharusnya memiliki rencana keuangan. Salah satu cara terbaik untuk bisa menabung adalah dengan mencatat pengeluaran Anda. Pada umumnya, ketika seseorang tidak tahu ke mana saja perginya uang mereka, maka ketika mereka melihat catatan pengeluaran di atas kertas, mereka akan terkejut dan segera mengubah kebiasaan buruk mereka.

3. Senangkan Diri Sendiri

Sisihkan dana untuk kesenangan Anda sendiri, jangan sampai Anda lupa pada diri sendir! Meski budget Anda rendah, Anda tidak boleh lupa untuk memberi diri Anda sendiri kesenangan, seperti misalnya membeli baju baru atau pergi makan makanan favorit Anda di restoran. Jangan biarkan diri Anda terkekang oleh pola pikir kelangkaan. Ingat hukum keberlimpahan, “The Law of Abundance”: dunia ini berlimpah akan kenikmatan Allah, termasuk uang. Anda hanya perlu mengendalikan bagaimana Anda menggunakannya.

Kalau Anda berpikir langka, maka justru itulah yang akan menjadi kenyataan.

4. Asuransi

Carilah perusahaan asuransi yang bagus. Asuransi bisa Anda gunakan untuk mengalihkan risiko keuangan Anda, namun Anda perlu mempertimbangkan apakah Anda memerlukan asuransi atau tidak. Tentang cara-cara memilih perusahaan asuransi, keuntungan dan kerugian asuransi, serta untuk menentukan apakah Anda memerlukannya atau tidak.

5. Ubah Kebiasaan Lama

Luangkanlah waktu untuk mencari tahu apa sebenarnya yang memicu pengeluaran Anda. Ketika Anda depresi, stres, sedih, senang, atau apapun itu, apakah Anda mengeluarkan uang lebih banyak? Ketika Anda telah mengetahui apa pemicunya, maka Anda bisa belajar mengendalikannya. Contohnya, jika Anda baru di PHK dari pekerjaan, meski dana yang Anda miliki sedikit, mungkin Anda punya “kebutuhan” yang kuat untuk mengeluarkan uang. Kemudian, mungkin Anda memperhatikan bahwa ketika Anda bosan, Anda akan pergi berbelanja. Nah, dengan mengetahui apa penyebabnya, maka Anda bisa mengganti cara Anda mengatasi kebosanan, rasa sedih, atau pemicu lainnya. Carilah cara lain yang lebih bermanfaat.

6. Hindari Godaan

Jika Anda punya suatu kelemahan, menjauhlah. Misalnya jika Anda mudah tergoda ketika melihat sepatu, maka jangan berhenti di toko sepatu ketika dalam perjalanan. Menghindari godaan memang sulit, tapi menabung uang juga penting. Ketika Anda ingin memenuhi dorongan dari godaan tadi, Anda bisa menggunakan dana khusus yang telah Anda simpan untuk kepentingan kesenangan Anda (tips nomor 3).

7. Waktu yang Tepat untuk Berbelanja

Penelitian telah membuktikan bahwa ketika Anda berbelanja di saat Anda lapar, depresi, sedih, dan lelah, maka Anda akan mengeluarkan lebih banyak uang. Sebelum Anda pergi berbelanja, makanlah sesuatu supaya nanti tidak lapar ketika Anda berkeliling mal atau pasar. Jika Anda sedang sebal atau sedih, tenangkan diri dahulu sebelum Anda bergi berbelanja. Mungkin kedengarannya lucu, tapi dengan pikiran yang bersih, maka kegiatan berbelanja Anda juga akan menjadi lebih efektif :)

8. Buat Kado Anda Sendiri

Ketika ada teman atau keluarga yang berulang tahun, coba buat hadiah atau kado Anda sendiri. Hadiah yang dibuat oleh tangan sendiri datangnya dari hati..hehe. Contohnya misalnya saja ketika Anda sedang dimabuk asmara; kalau Anda pandai menyanyi dan membuat lagu, maka Anda bisa membuat lagu tentang orang yang Anda sayangi itu, menyanyikannya sendiri, dan merekamnya dalam CD untuk Anda hadiahkan. Tapi, pastikan suara Anda memang benar-benar bagus :) Atau bisa juga Anda membuatkan album foto sendiri. Kemungkinannya banyak, Anda hanya perlu sedikit kreativitas.

9. Iri dan Saingan itu Tidak Perlu

Anda tak perlu bersaing dengan siapapun. Persaingan memang bagian dari hidup, namun ada ada yang dinamakan persaingan sehat dan tidak sehat. Apa yang di maksud di sini adalah persaingan tidak sehat, yaitu misalnya jika tetangga Anda membeli mobil mewah baru, maka Anda tak perlu iri dan bersaing dengan membeli mobil yang lebih bagus, padahal Anda belum mampu membelinya. Bersyukur dan berbanggalah akan apa yang telah Anda miliki.

Kalau ada tetangga Anda yang membeli mobil mewah baru, lakukanlah seperti apa yang dia lakukan, tapi Anda tak bisa membuat orang lain percaya bahwa Anda sekaya dia.

Sikap iri adalah sikap menuju kemiskinan hati maupun harta, dan Anda tak bisa menjadi kaya dengan menempuh jalan menuju kemiskinan.


10. Hati-Hati dengan Pujian

jika Anda sedang berbelanja lalu mencoba pakaian yang akan Anda beli, maka sering kali Anda akan mendengar pujian dari si penjual. Jangan langsung membeli ketika ia mengatakan baju itu bagus dan cocok bagi Anda. Saya tidak mengatakan bahwa semua penjual baju itu bohong, lho....tapi Anda perlu tahu apa sebenarnya keinginan Anda. Anda juga perlu tahu berapa harga yang bisa Anda bayar. Taatlah pada peraturan Anda sendiri, bukan si penjual baju atau orang lain.

11. Cek Barang yang Akan Anda Buang

Suatu ketika, ada seorang ibu yang menyuruh anak perempuannya membersihkan kamar. Karena penurut, anaknya lalu mengambil tas plastik besar, dan mengisinya dengan barang-barang yang tidak ia perlukan. Karena penasaran, sang ibu kemudian memeriksa apa saja yang ada di dalam kantung itu. Ia lalu terkejut karena menemukan bingkai foto, roll rambut, baju yang masih pantas pakai, dan barang-barang bagus lainnya. Sang anak ternyata tidak menyadari bahwa hal yang menurutnya tidak berguna, adalah berguna bagi orang lain. Setelah berbicara pada putrinya, sang ibu kemudian menyumbangkan pakaian pantas pakai putrinya ke sebuah panti asuhan, dan menggunakan barang lain yang memang masih bisa digunakan.

12. Jangan Abaikan Produk Bagus

Kepercayaan yang salah dalam menabung adalah, Anda harus membeli barang yang murah dengan kualitas rendah agar bisa berhemat. Itu salah. Barang yang murah dan berkualitas rendah justru akan menguras kantong Anda. Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa mengikuti saran David J. Schwartz, pengarang buku best-seller ”The magic of Thinking Big”: bayarlah dua kali lebih banyak dan belilah setengahnya.

Misalnya saja, Anda biasa membeli dua pasang sepatu seharga Rp 100.000,00 karena ingin berhemat. Sebagai gantinya, Anda bisa membeli satu pasang sepatu seharga Rp 200.000,00 dengan kualitas yang lebih baik

Rencana Keuangan Bisa Menyelamatkan Anda

Melakukan manajemen keuangan atau rencana keuangan tidak hanya akan menyelamatkan kondisi keuangan Anda sendiri, namun juga bisa menjadi suatu “obat” bagi Anda. Bagaimana bisa?

1. Rencana keuangan bisa Anda gunakan sebagai alat analisis, dan juga peta keuangan.

Dengan memiliki rencana keuangan, maka Anda akan tahu apakah Anda sudah mengarah pada jalan yang benar secara finansial.

Anda mungkin punya tujuan dan mimpi, tapi jika Anda tidak membuat suatu “peta” untuk mewujudkannya, maka perjalanan Anda akan menjadi tak terarah. Dengan membuat “peta” berupa rencana keuangan, Anda tidak hanya akan memiliki suatu “penunjuk jalan finansial”, tapi Anda juga akan bisa mengukur kemajuan yang Anda buat, tentunya kemajuan secara keuangan.
Itu kalau Anda sendiri.

Bagaimana jika sebuah negara atau perusahaan besar yang tidak memiliki rencana keuangan? Bisakah Anda membayangkannya?

2. Rencana keuangan bisa membuat Anda menjadi majikan untuk uang.

Melakukan manajemen keuangan, mengatur dan merencanakan keuangan Anda, akan bisa membuat Anda selalu mengendalikan uang, bukannya dikendalikan oleh uang. Menjadi bos atau majikan tentu lebih enak daripada menjadi buruh, bukan..hehe

3. Rencana keuangan adalah cermin dari kondisi keuangan Anda yang sesungguhnya.

Ketika Anda membuat suatu rencana keuangan, Anda akan mengetahui apakah Anda sudah hidup dalam batas keuangan Anda atau tidak.

Sebelum kartu kredit banyak digunakan seperti sekarang, Anda bisa mengukur apakah Anda tidak melebihi batas kemampuan keuangan, karena Anda masih bisa melihat uang yang terisa. Tapi dengan kartu kredit, Anda bisa tidak sadar jika uang yang Anda keluarkan ternyata berlebihan. Karena itu, membuat rencana keuangan bisa menjadi solusinya.

4. Rencana keuangan akan membantu Anda mewujudkan rencana Anda untuk menabung dan berinvestasi.

Kalau sebelumnya Anda hanya punya bayangan, angan-angan, atau mimpi untuk menginvestasikan uang, maka dengan membuat rencana keuangan, jalan Anda untuk mewujudkannya akan menjadi lebih mudah. Bahkan, jika kita telah membuat perencanaan, maka kemungkinan besar kita juga akan bisa menjadi lebih baik lagi, dengan mencapai tujuan lain yang justru tidak kita rencanakan.

5. Menjalankan apa yang sudah direncanakan membantu Anda menyisihkan uang
Dengan begini, Anda bisa memiliki uang yang bisa Anda gunakan untuk hal-hal yang benar-benar berguna, bukannya membuang-buangnya untuk hal-hal yang bahkan Anda sendiri tidak ingat untuk apa.

Ini bukan berarti “live below your means”, atau mencoba hidup di bawah batas keuangan dengan “mengorbankan” hal-hal yang ingin Anda beli. Cara yang lebih baik memang bukan “live below your means”, tapi “expand your means”, atau memperbanyak uang yang masuk. Namun, membeli hal-hal yang tidak memiliki manfaat sama saja dengan boros, dan itu harus dihindari, seperti kutipan Al-Quran yang menyebutkan bahwa..

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
(Al-Israa’ 27)

6. Rencana keuangan membuat Anda tau di mana Anda menghabiskan terlalu banyak uang, sehingga Anda bisa memfokuskan kembali untuk mewujudkan tujuan Anda yang sesungguhnya. Anda juga bisa keluar dari jeratan hutang buruk, yaitu hutang untuk hal-hal konsumtif atau yang menurun nilainya

7. Rencana keuangan membantu Anda tidur lebih nyenyak setiap harinya, karena Anda tidak perlu terbangun karena khawatir akan bagaimana Anda bisa memenuhi kebutuhan besok. Jadi, membuat rencana keuangan bisa menjadi "obat tidur" yang bagus

Bagaimanapun, meski 7 alasan di atas kedengarannya bagus, orang masih enggan untuk membuat perencanaan keuangan.

Pentingnya Pengetahuan Finansial

Baik orang kaya atau miskin, pandai atau bodoh, tua atau muda, semua memiliki persamaan kalau sudah sampai pada urusan uang.

Ya, kita semua menggunakan uang. Jumlah uang yang dimiliki dan bagaimana cara kita menggunakan uang memang berbeda satu sama lain. Namun, yang pasti di dunia ini kita semua memerlukan uang, kecuali kalau Anda hidup bersembunyi dan bertapa terus menerus di sebuah gua keramat.... :)

Jadi, apa tanda dari hal tersebut?

Ini menunjukkan bahwa kita semua perlu memiliki pengetahuan finansial yang baik.

Dalam sebuah riset oleh Organisation for Economic Co-operation and Development(2005) yang diberi judul “Increasing Financial Literacy”, disebutkan bahwa pendidikan atau pengetahuan finansial menjadi semakin dibutuhkan di antaranya karena:

1. Orang sekarang dihadapkan dengan instrumen finansial yang semakin kompleks, dengan berbagai keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
2. Adanya generasi baby boom (orang yang lahir setelah perang dunia II di Amerika), dan juga meningkatnya harapan hidup
3. Rendahnya tingkat “melek finansial” masyarakat

Dalam riset tersebut, dinyatakan bahwa pendidikan finansial itu penting tidak hanya bagi kepentingan individu saja. Pendidikan finansial tidak hanya mampu membuat Anda menggunakan uang dengan bijak, namun juga dapat memberi manfaat pada ekonomi.

Jadi, konsumen yang memiliki pendidikan finansial bagus akan mampu menggunakan uang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, sehingga ini akan mendorong para produsen untuk membuat produk atau jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.

Bahkan, sebuah penelitian di Australia pernah mengungkapkan bahwa peningkatan pendidikan finansial pada 10% populasi akan berpotensi meningkatkan ekonomi Australia sebesar 6 miliar dollar Australia per tahun dengan cara membuka 16.000 lapangan kerja baru.

Itu semua bisa terjadi karena orang sudah semakin sadar akan pentingnya mengatur keuangan dan bagaimana memanfaatkannya untuk masa depan. Karena itulah, seharusnya anak-anak sekolah sudah dibekali dengan pendidikan finansial, agar nantinya mereka bisa punya kontrol atas uang yang mereka miliki.

Menurut Annamaria Lusardi, professor di Dartmouth College, seperti dikutip dari USnews.com, mengatakan bahwa orang-orang yang mengetahui dasar prinsip keuangan akan memiliki rencana pensiun yang lebih baik, memiliki kekayaan lebih besar, dan bisa menghindari hutang (untuk barang konsumtif) dengan lebih baik.

Di luar negeri sendiri, pendidikan finansial sudah diajarkan di sekolah-sekolah, namun hal tersebut ternyata belum cukup. Sama seperti kebanyakan pelajaran lain di sekolah, pendidikan finansial ini pada umumnya masih kurang efektif karena sistem mengajar di sekolah yang kurang aplikatif.

Menurut Robert Kiyosaki, pendidikan bisa dimulai dari kata-kata. Pada dasarnya ini sama dengan prinsip-prinsip yang sudah ada, yaitu “Anda adalah apa yang Anda pikirkan”. Sebab, kata-kata itu sendiri tentunya bertujuan untuk “memberi makan” pikiran kita dengan hal yang positif, ataupun negatif.

Memulai pendidikan finansial dengan kata-kata misalnya bisa dilakukan dengan menggunakan “bahasa orang kaya”, seperti istilah aset dan liabilitas. Namun, tentunya kata-kata saja belum cukup, karena itu hanyalah suatu bagian dari sebuah proses.

Selain dipelajari di sekolah, pendidikan finansial sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain seperti dengan mengikuti seminar, membaca buku / eBook finansial (salah satu yang saya sarankan ada di asetinternet.com), mengunjungi situs-situs finansial (seperti finance.yahoo.com), dan tentunya dengan mempraktikkan langsung apa yang telah kita ketahui.


“Pendidikan finansial punya kekuatan untuk mengubah dunia”
- Robert Kiyosaki-

Mari Menghitung Kebutuhan Asuransi Jiwa Anda

Melanjutkan tulisan kami sebelumnya, maka pada tulisan kali ini kami akan berbagi kiat bagaimana menghitung besaran uang pertanggungan (UP) yang idealnya Anda persiapkan. Asuransi Jiwa adalah salah satu bentuk proteksi wajib yang dimiliki oleh seseorang terutama kepala keluarga yang menjadi tulang punggung utama pencari nafkah bagi
keluarganya. Bila Anda termasuk hal demikian, maka Anda wajib diasuransikan! Mengapa? Karena tentu saja untuk menyiapkan diri Anda dan keluarga Anda bila nasib membawa Anda pada kondisi terburuk yaitu meninggal. Dalam artian Anda sebagai tulang punggung nafkah keluarga meninggal di saat istri dan anak-anak Anda masih dalam tanggungan Anda. Sehingga bila Anda meninggal maka suramlah kondisi keuangan dan pencari nafkah anak istri Anda. Bayangkan bagaimana masa depan finansial keluarga Anda kelak, jatuh ke jurang kemiskinan adalah suatu hal yang semakin nyata bagi keluarga yang Anda tinggalkan.
Nah, kalau demikian selanjutnya bagaimana cara kita menentukan uang pertanggungannya? Kita lihat kembali manfaat dan tujuan adanya Uang Pertanggungan adalah sebenarnya sebagai “peninggalan” atau bentuk tanggung jawab Anda untuk keluarga yang ditinggalkan. Dengan maksud agar mereka tetap dapat bisa “dinafkahi” oleh “peninggalan” Anda tersebut melalui Uang Pertanggungan dalam jangka waktu tertentu, yang paling tidak sampai dirasa mereka yang ditinggalkan sudah mampu mandiri mencari nafkah.

Dalam kondisi ini beberapa pakar keuangan merekomendasikan paling tidak uang pertanggungan tersebut mampu menafkahi keluarga Anda selama 10 tahun ke depan. Jadi misalnya rata-rata pengeluaran bulanan keluarga Anda misalnya adalah Rp. 3.000.000 maka paling tidak Uang Pertanggungan asuransi jiwa yang Anda butuhkan adalah sebesar Rp. 360.000.000.

Bagi Anda yang tidak mau repot mengkalkulasi manual, maka dapat menggunakan software MyFamily Accounting. Di aplikasi ini selain dapat mengkalkulasi Asuransi Jiwa juga dapat mengkalkulasi kebutuhan dana Pensiun dan Pendidikan Anak. Semua serba otomatis dan ada ilustrasi berupa grafik yang menarik.

Nah, setelah mendapatkan jumlah kebutuhan Uang Pertanggungan selanjutnya Anda tinggal menseleksi kemudian memilih salah satu dari produk-produk asuransi jiwa yang ada. Dari banyak pilihan yang tersedia Anda akan dapat memilih mana yang lebih tepat buat kebutuhan Anda beserta uang premi asuransi nya. Selamat menghitung dan memilih asuransi jiwa

Asuransi yang Wajib Dimiliki Keluarga



Hidup memang tidak selamanya mulus seperti yang direncanakan. Di tengah jalan kehidupan keluarga, peluang terjadinya resiko-resiko yang tidak diinginkan dan tidak disangka-sangka. Dampak dari resiko tersebut tidak hanya berupa psikologis namun juga bisa berdampak pada kemerosotan finansial keluarga dalam jangka panjang. Bahkan tidak sedikit dampak dari resiko tersebut menjadi pangkal menuju jurang kemiskinan sebuah keluarga.

Resiko-resiko yang suatu saat bisa terjadi tersebut sebenarnya bisa kita antisipasi atau bisa diminimalkan dampaknya. Dengan kata lain dengan mengikuti pepatah “sedia payung sebelum hujan”. Adapun salah satu alat untuk mengantisipasi dampaknya adalah dengan mengambil asuransi. Pada hakikatnya Asuransi memang digunakan dan bermanfaat sebagai antisipasi terjadinya resiko-resiko yang tidak kita inginkan. Sehingga dengan memiliki asuransi berarti kita sudah mempersiapkan “payung” bila terjadinya “hujan” resiko.

Apa saja sih asuransi yang wajib atau sangat perlu dimiliki oleh sebuah keluarga? Mari kita bahas satu per satu.

1. Asuransi Kematian.
Kematian adalah sesuatu yang pasti, hanya saja kita tidak pernah tahu kapan hal itu akan terjadi. Coba bayangkan bila seorang kepala keluarga yang menjadi satu-satunya sandaran pencari nafkah keluarga bagi istri dan anak-anaknya meninggal. Dampaknya akan sangat terasa bagi keluarga yang ditinggalkan. Mulai dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak-anak, dan kebutuhan pokok lainnya. Terutama adalah masa depan anak-anak yang bisa menjadi suram. Oleh karena itu memiliki asuransi kematian bagi seorang kepala keluarga atau yang menjadi tumpuan mencari nafkah sudah sangat mutlak. Adapun strategi, perhitungan dan hal-hal teknik memiliki produk asuransi kematian beserta uang pertanggungannya akan kami bahas di posting selanjutnya.

2. Asuransi Kecelakaan.
Musibah kecelakaan juga sesuatu hal yang terkadang disebabkan oleh di luar kuasa/kendali kita. Sedang berkendara dengan baik tiba-tiba ditabrak atau diserempet hingga menyebabkan patah tulang, gegar otak atau bahkan cacat tubuh tetap. Sedang bekerja di lapangan, terjadi musibah kerja hingga membuat cacat, dan kejadian lainnya yang disebabkan kelalaian/kecerobohan kita sendiri. Kalau sudah begini, tentu saja sebagai kepala keluarga sudah tidak bisa produktif menafkahi keluarga. Sehingga sumber penghasilan keluarga yang bersandar penuh pada kepala keluarga akan berkurang drastis hingga berhenti sama sekali. Untuk itulah asuransi untuk mengantisipasi resiko kecelakaan ini sudah semestinya dimiliki oleh seorang kepala keluarga. Karena dampaknya hampir sama dengan resiko kematian, sehingga dengan menyiapkan asuransi kecelakaan ini berarti kita sudah menyiapkan “payung” penting untuk menghadapi salah satu resiko terbesar dalam hidup sebagai kepala keluarga.

3.Asuransi Kesehatan.
Setiap orang pasti pernah merasakan sakit, mulai dari sakit paling ringan sejenis flu hingga paling berat dan parah seperti stroke, jantung dan yang mematikan lainnya. Bayangkan bila kita tiba-tiba terserang salah satu penyakit yang mematikan hingga membuat kita tidak berdaya dalam jangka waktu lama. Sudah pasti dampaknya akan sama saja dengan kecelakaan bahkan kematian seperti yang diuraikan di atas. Bahkan lebih parah lagi kondisi tersebut akan semakin memperparah beban finansial keluarga karena ongkos ongkos perawatan sehari-hari yang kita tahu semakan lama semakin mahal. Untuk itu perlindungan asuransi untuk kesehatan ini bagi para kepala keluarga sumber pencari nafkah perlu juga dimiliki.

6 Langkah Menuju Dana Pensiun


Kalau ada pertanyaan,
Tahukah Anda? Usia produktif justru usia terbaik untuk menyiapkan dana pensiun.

Barangkali, mereka yang berusia 20 sampai 30 tahun tidak pernah memikirkan untuk mempersiapkan masa pensiun mereka dengan baik. Mereka beranggapan, pensiun adalah urusan orang-orang usia 45-60 tahun. Apalagi, jika mereka adalah pegawai negeri sipil, yang notabene mendapat pensiun dari negara.

Padahal, usia 20-30 tahun merupakan saat paling tepat mempersiapkan masa pensiun karena berada pada masa keemasan dalam karier, tanggungan hidup masih sedikit, badan masih sehat, sehingga bisa menabung sedikit demi sedikit untuk mempersiapkan ”House of Wealth”. Berikut strategi dan langkah-langkah menyiapkan dana pensiun, seperti disampaikan Fauziah Arsiyanti, SE, MM, ChFC., Independent Financial Planner dari First Principal Financial PTE.LTD Singapore .

1 Tetapkan Tujuan dan Impian

Persiapan paling pertama menghadapi masa pensiun adalah ”knowing yourself .” Apa impian Anda, apakah membangun bisnis sendiri, dan sebagainya? Bayangkan impian itu baik-baik, sehingga jelas tergambar dalam benak Anda. Yakini bahwa ”it will come true.” Impian yang diyakini dengan benar-benar akan memotivasi kita untuk mencapainya.

2 Kenali Karakteristik Diri

Langkah berikutnya adalah mengenali karakteristik diri sendiri. Ada beberapa kategori dasar investor, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.

Tipe konservatif adalah investor yang tidak ingin kehilangan uang pokoknya sama sekali. Untuk itu, ia bersedia “berkorban” untuk mendapatkan return (hasil) yang kecil sekali asal dananya aman. Jenis investasi yang cocok untuk investor konservatif juga sangat terbatas, misalnya, tabungan dan deposito.

Tipe moderat bersedia mengambil sedikit risiko asal mendapatkan return yang lumayan pada jangka waktu menengah. Jenis investasi yang ditawarkan bisa lebih beragam. Selain tabungan dan deposito, alternatif lain seperti emas, tanah dan properti serta reksadana pasar uang serta reksadana pendapatan tetap bisa dijadikan pilihan.

Tipe agresif yaitu investor yang berani mengambil risiko. Dalam arti bersedia kehilangan sejumlah pokok modal asal mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang relatif panjang. Pilihan investasinya sangat bervariasi. Selain jenis-jenis instrumen keuangan di atas, bisa ditambah reksadana campuran serta saham dan produk-produk keuangan lainnya.

Intinya, low risk low return, high risk high return. Bila Anda hanya bersedia mengambil sedikit risiko, maka hasil yang didapat juga sedikit. Namun, bila mengambil risiko lebih banyak, hasil yang didapat juga tentunya akan lebih banyak.

3 Perluas Pengetahuan

Ada banyak sekali instrumen keuangan yang bisa dijadikan kendaraan untuk mencapai tujuan keuangan, termasuk menikmati masa pensiun dengan aman dan sejahtera. Namun, sama sekali tidak dianjurkan mengambil risiko tanpa tahu konsekuensinya, bahkan bila Anda investor tipe agresif sekalipun.

Artinya, bila Anda ingin mengambil investasi, Anda wajib tahu persis seluk beluknya, risiko dan faktor yang memengaruhinya. Tujuannya, agar Anda bisa mengatur dan meminimalkan risiko tapi tetap mendapatkan return maksimal.

Jadi, banyak-banyaklah bertanya, membaca, atau menggunakan jasa konsultan keuangan independen. Mereka akan memberikan analisa obyektif dan berdiri untuk kepentingan Anda dalam memberikan advis masalah keuangan.

4 Disiplin & Awas Terhadap Berbagai Perubahan

Segala sesuatu yang dikerjakan dengan disiplin pasti akan membuahkan hasil memuaskan. Begitu juga berinvestasi secara rutin untuk menyiapkan dana pensiun. Bila tidak disiplin, meski rinci, hasilnya tidak akan maksimal.

Anda juga harus senantiasa mereview kembali perencanaan pensiun Anda secara berkala, karena hidup seseorang tidaklah stagnan. Akan ada banyak perubahan, baik perubahan penghasilan atau perubahan pengeluaran. Contohnya, kelahiran anak atau perubahan tujuan keuangan. Konsultasikan perubahan-perubahan tersebut kepada perencana keuangan Anda.

5 Membangun Networking

Jejaring yang kuat merupakan salah satu faktor suksesnya sebuah usaha atau pekerjaan. Masa pensiun bisa menjadi momok bagi yang belum siap. Namun, bagi mereka yang berhasil membangun jejaring yang solid semasa bekerja, hidup tetap menggairahkan bahkan menguntungkan secara finansial.

6 Memahami Inflasi

Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Penyebabnya bisa karena konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan ketidaklancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Sebagai ilustrasi, tahun 2010, dengan uang Rp 50 ribu kita bisa membeli 1 ekor ayam kampung. Tapi, di tahun 2011, seekor ayam kampung yang sama tidak bisa lagi dibeli dengan harga Rp 50 ribu, tetapi naik menjadi Rp 55 ribu. Inflasi sangat memengaruhi persiapan tabungan untuk dana pensiun. Oleh karena itu, sangat penting mencari instrumen keuangan menabung yang mempunyai return melebihi inflasi. Misalkan, reksadana, properti, atau emas.

Pilah-pilih Produk

Setelah mengetahui prinsip dan strategi perencanaan pensiun, saatnya Anda mengetahui produk-produk persiapan pensiun yang berada di pasaran selain menabung.

1 Produk Annuity

Produk annuity adalah suatu produk keuangan yang pada masa jatuh temponya atau pada saat Anda berencana pensiun memberikan uang sebesar 100 persen uang pertanggungan. Kemudian dari mulai pensiun sampai umur tertentu (biasanya 70 tahun) memberikan sejumlah uang setiap tahun, ditambah pada umur tertentu (umur 70 tahun) diberikan lagi sebesar 100 persen uang pertanggungan.

Besarnya uang pertanggungan akan berbeda tergantung kebijaksanaan masing-masing lembaga keuangan. Jadi, skemanya sama persis seperti uang pensiun. Bedanya, kita bisa mengatur sendiri berapa jumlah uang yang akan kita terima setiap tahun.

2 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

DPLK adalah suatu program pensiun yang diselenggarakan pemerintah. Beberapa lembaga keuangan swasta juga menjual produk ini, tapi perhitungan anuitas tetap ditentukan oleh pemerintah. Keuntungan program pensiun ini adalah masa pensiun bisa dipercepat sampai umur 45 tahun. Ketika kita memasuki masa pensiun, sebesar 20 persen dari uang pensiun akan dibayarkan, setelah itu sisanya sebesar 80 persen akan dibayarkan secara anuitas. Seandainya penerima pensiun meninggal, dapat dilanjutkan diterima oleh istri atau suami atau anaknya.

3 Program Pensiun Lump Sum

Cara kerja program pensiun ini hampir sama dengan DPLK, akan tetapi ketika memasuki masa pensiun, uang diterima dalam jumlah lump sum atau 100 persen dari nilai pertanggungan. Biasanya, untuk program ini, perusahaan atau kantorlah yang membeli preminya, dan pegawai mendapatkan manfaatnya. Biasanya, beberapa lembaga keuangan memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk memilih jenis investasi, bisa di pasar uang, obligasi, campuran, saham, bahkan syariah. Jadi, benar-benar bisa disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan, dan tujuan keuangan perusahaan.

4 Dana Pensiun Sendiri dengan Reksadana

Anda juga bisa menggunakan skema menabung sendiri dengan Reksadana. Skema ini sangat fleksibel, karena disesuaikan dengan kondisi keuangan. Apabila di suatu bulan, Anda belum bisa menabung, maka menabung untuk pensiun ini untuk sementara bisa “diliburkan” sampai kondisi keuangan kembali memungkinkan.

Ilustrasi Kasus

Rahma (30) mempunyai gaji bulanan sebesar Rp 10 juta. Setelah dikurangi biaya bulanan sebesar Rp 6 juta, tersisa Rp 4 juta. Rp 2 juta digunakan untuk menabung masa depan anak-anaknya setiap bulan. Berarti, setiap bulan, Rahma bisa menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta untuk tabungan persiapan pensiun.

Setelah berkonsultasi dengan Perencana Keuangan, Rahma menginvestasikan (menabung) uangnya sebesar Rp 2 juta per bulan ke dalam Reksadana saham. Karena Rahma berencana pensiun di usia 55 tahun, maka ia berencana menabung setiap bulannya selama 15 tahun. Diasumsikan, return reksadana tetap, dan diasumsikan Rahma selalu menabung setiap bulan, maka pada usia 55 tahun, Rahma mempunyai dana pensiun sebesar kurang lebih Rp 2,3 milyar.

Manfaat memilih dana pensiun sendiri dengan reksadana ini adalah, apabila di suatu masa, Rahma tidak bisa menabung untuk pensiun, maka hal ini tidak menjadi masalah. Menabungnya bisa libur dulu sementara, sampai kondisi ke­uangan­nya kembali memungkinkan.

Menabung dengan Cerdas


Kalau ada pertanyaan,
Pada umumnya, orang bekerja/usaha bertujuan untuk mendapatkan penghasilan/uang, dimana uang tersebut akan digunakan untuk memenuhi Kebutuhan Dasar (Makanan, Pakaian dan Rumah). Kemudian sisanya akan ditabung.

Tujuan menabung sendiri adalah untuk:

Dana Pendidikan Anak (buah hatinya), bagi yg telah berkeluarga

Dana Masa Depan (haji atau pensiun yang lebih baik)

Dana Darurat

Dapat dikatakan bahwa ketiganya merupakan IMPIAN dari kebanyakan orang.
Untuk mencapai impian tersebut, orang harus menabung selama 10 ~ 20 tahun…
bahkan sampai seumur hidup.
Lalu, dimana biasanya orang menabung…?

Contoh 1:

Bapak “X” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah Bank.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “X” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yg terjadi…?
Apakah Bank akan memberikan dana tersebut…?
Bapak “X” hanya mendapatkan Rp. 6 juta dari tabungannya + Bagi hasil.
Sungguh sebuah MASALAH BESAR.

Contoh 2:

Bapak “Y” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah Bank + Asuransi.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “Y” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yg terjadi….?
Apakah Bank akan memberikan dana tersebut?
Karena Bapak “Y” menabung pada bank yang menyertakan asuransi maka ada kemungkinan dana sebesar Rp.200 juta tersebut akan ditanggung oleh asuransinya

Apakah masalah bapak “Y” sudah selesai..??? BELUM.. tentu!

Karena penyakitnya tersebut beliau tidak dapat bekerja dengan maksimal. Lalu, bagaimana dengan biaya hidup keluarganya sehari-hari…?
Bagaimana dengan premi yang harus dibayarnya…?
Bagaimana dengan rencana tabungannya….?
Adakah yang akan mengisi dan melanjutkan tabungannya…?
BAGAIMANA dengan Impian²nya…..?
BAGAIMANA dgn Dana Pendidikan kedua anaknya…..?
BAGAIMANA dgn Kelangsungan hidup keluarganya….?

Adakah semua itu dapat dipenuhinya?

Ini Sungguh sebuah MASALAH BESAR


Contoh 3

Bapak “Bijak” yg merupakan karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Beliau berusia 35 tahun dan telah berkeluarga serta memiliki dua orang anak.

Beliau menabung disebuah “Tabungan Khusus”. Tabungan yang terdiri dari Proteksi & Investasi.

Bulan 1 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 2 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 3 menabung sebesar Rp. 2 Juta

Bulan 4 , Bapak “Bijak” terkena PENYAKIT KRITIS dan membutuhkan biaya Rp.200 Jt.

Apa yang terjadi…?

“Tabungan Khusus” akan membayarkan biaya Rp. 200 juta.


Bagaimana dengan Tabungannya?

“Tabungan Khusus” akan menabungkan untuk Bapak “Bijak” sebesar Rp. 2 Juta setiap bulannya hingga Bapak “Bijak” berusia 55 tahun.
Dengan demikian segala IMPIAN bapak bijak akan terwujud walaupun dia terkena sakit kritis...!

Bagaimana mungkin…???
Bagaimana hal ini dapat terjadi….???

Itu SUNGGUH Terjadi di “Tabungan Khusus”

Tips Melakukan Perencanaan Keuangan Keluarga



Melakukan perencanaan keuangan adalah hal PENTING yang selalu ditunda pelaksanaannya:-) Dalam pelaksanaannyapun, rencana keuangan yang telah disusun sangaaat berat untuk dilaksanakan. Kenapa? Semuanya adalah masalah DISIPLIN!!! Tahan godaan untuk tidak melirik tulisan SALE sepatu designer atau tas dengan merk kenamaan.

Bagaimanapun juga, merencanakan keuangan adalah hal yang HARUS dilakukan, karena suatu hari kita pasti pensiun suatu hari, atau tetap keuangan keluarga tetap stabil jika ada kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan tetap. Perencanaan keuangan yang baik akan membantu Anda tetap bahagia dan cukup istirahat saat tua nanti:-)

Beberapa tips berikut akan membantu Anda mulai merencanakan keuangan keluarga. Menjadikan rencana keuangan keluarga sebagai bagian dari rutinitas bukanlah hal yang terlalu sulit. Tapi mulai melakukan perencanaan adalah hal tersulit. Tips di bawah ini akan memotivasi Anda merencanakan keuangan keluarga.

Tips #1 Bayar Tagihan/Cicilan
Tantangan utama rencana keuangan keluarga adalah cicilan, terutama cicilan kartu kredit. Tagihan-tagihan kartu kredit awalnya sedikit, namun menjadi besar hanya karena Anda lupa membayar tagihannya. Perencanaan keuangan artinya Anda membuat rencana dan membayar tagihan adalah gol pertama Anda.

Tips #2 Lakukan Investasi
Tips lain adalah segera lakukan investasi. Perencanaan keuangan keluarga berarti Anda menyisihkan sebagian penghasilan Anda. Investasikan uang Anda di saham, reksadana, properti, deposito, atau gabungan di antaranya. Menginvestasikan sebagian penghasilan Anda pada tempat yang tepat akan mengembangkan uang Anda.

Tips #3 Jangan Besar Pasak daripada Tiang
Pengeluaran Anda TIDAK BOLEH lebih besar daripada penghasilan. Ini adalah hal yang paling sulit dimengerti, bahkan kadang orang menutup mata akan hal ini. Yang harus diingat rencana keuangan yang telah Anda susun jangan kalah dengan napsu konsumerisme. Ingat, mengatur pengeluaran agar lebih kecil dari pendapatan adalah bagian dari perencanaan keuangan keluarga.

Tips #4 Budget
Selalu tuliskan budget Anda. Membuat budget adalah bagian terpenting dari perencanaan keuangan keluarga. Dengan menulis dan melaksanakan budget yang telah disusun akan membuat menabung menjadi tidak terlalu sulit.

Selamat menyusun rencana keuangan Anda!

Pentingnya Memiliki Dana Cadangan


Kalau ada pertanyaan,
Anda tidak perlu malu jika merasa takut berinvestasi karena tidak ingin kehilangan uang Anda. Tidak peduli betapa seringnya Anda mendengar slogan-slogan investasi yang mengatakan bahwa setiap investasi pasti berisiko. Semakin tinggi risikonya semakin tinggi pula returnnya, dan begitu juga sebaliknya. Tidak apa-apa jika Anda takut kehilangan uang Anda, karena kita memang harus tetap menjamin keberadaan sejumlah harta tunai kita dengan aman. Namun menyimpannya di bawah bantal hanya untuk menghindari risiko investasi bukanlah cara yang terbaik, sebab banyak tempat yang lebih baik dalam menyimpan uang Anda.Tiap kali mendengar kata investasi mungkin seringkali yang terlintas dalam benak kita adalah the bulls and the bears. Istilah ini memang kedengarannya gagah sekali seperti nama hewan yang dipakainya. The bulls, seperti artinya dalam bahasa Indonesia adalah banteng. Tanduk banteng yang mencuat ke atas digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang sedang bergairah atau naik. Adapun the bears atau beruang, cara beruang yang membungkuk ke tanah saat berjalan, sehingga seringkali digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang sedang turun atau lesu. Nah…kalau the bulls and the bears adalah 2 istilah yang sangat populer dalam investasi di pasar modal, maka dalam perencanaan keuangan perorangan dan keluarga perilaku gagah-gagahan tadi sebaiknya diimbangi dengan satu istilah lagi yaitu the chickens atau si ayam.

Kalau Anda perhatikan gerak gerik seekor ayam yang kelihatan sekali penakutnya, maka cobalah Anda berdiri kurang lebih 2 meter darinya, kemudian tiba-tiba anda menghentakkan kaki dengan keras serta merta si ayam pasti lari terbirit-birit. Kalau Anda merasa seperti si ayam tadi saat berinvestasi, dan memilih ekstra hati-hati ketimbang berani tapi bisa mati seperti si kerbau atau beruang, maka bukan berarti Anda penakut. Karena penting sekali untuk berlaku seperti si ayam terhadap sejumlah uang kita, karena uang tersebut memang harus ada dalam genggaman Anda, tidak boleh hilang tidak boleh berkurang nilainya, tersimpan ditempat yang aman dan likuiditasnya tinggi. Inilah yang saya maksud dengan chicken money alias dana cadangan. Some money we can’t afford to lose.

MENGAPA DANA CADANGAN DIBUTUHKAN ?

Bayangkan jika semua uang Anda habis di belikan saham, diinvestasikan ke dalam property, digunakan untuk bisnis bagi hasil, dibelikan dolar, dipinjamkan dengan bunga tinggi. Sewaktu-waktu Anda membutuhkan sejumlah uang tunai dalam jumlah cukup besar untuk keperluan mendadak, bisa-bisa tidak tersedia dananya. Karena akan sulit menarik uang Anda jika sudah terlanjur digunakan untuk modal usaha, membutuhkan proses cukup lama juga untuk mengubah rumah menjadi uang tunai, bahkan kemungkinan besar bisa jumlahnya berkurang sebab harga jualnya jauh lebih rendah daripada harga belinya, seperti risiko yang bisa terjadi pada saham dan dolar.

Pertanyaan selanjutnya adalah keperluan mendadak seperti apa yang membutuhkan sejumlah dana tunai dengan segera ? Kita sudah tahu bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus, sama saja tidak mulusnya dengan anggaran belanja yang sudah kita rencanakan namun sulit sekali dalam pelaksanaanya. Karena itu dana cadangan dibutuhkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Berbagai musibah yang bisa menimbulkan kerugian finansial bisa saja terjadi tanpa bisa diperkirakan kapan akan terjadinya. Musibah-musibah seperti sakit, kecelakaan mobil, kebakaran pada rumah, kematian adalah peristiwa-peristiwa yang seringkali bisa memaksa Anda untuk mengeluarkan sejumlah uang tunai dalam jumlah cukup besar secara mendadak. Semisalnyapun Anda telah mengcover kerugian-kerugian finansial yang terjadi akibat musibah tersebut dengan mengambil asuransi, tetap saja sejumlah dana tunai harus tersedia. Biaya berobat dan rawat inap di rumah sakit, membayar biaya perbaikan mobil, memperbaiki rumah akibat kebakaran, atau membayar biaya penguburan, biasanya harus di bayar dulu di depan. Pembayaran ini seringkali tidak bisa ditunda sampai proses reimburse atau klaim asuransi dan administrasinya selesai.

2. Tidak enaknya menjadi karyawan adalah kita bisa kehilangan pekerjaan karena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. Sayangnya PHK bisa terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali Anda. Mungkin Anda akan mendapat pesangon, namun hanya cukup untuk beberapa bulan saja, padahal mencari pekerjaan tidak mudah. Itupun kalau dapat pesangon, kalau tidak keadaan bisa jadi lebih rumit lagi. Jika Anda seorang wirausaha, maka Anda pasti tahu bahwa bisnis bisa saja bangkrut dan penghasilan usaha terhenti. Untuk menghadapi situasi seperti ini maka diperlukan sejumlah dana cadangan uang tunai yang bisa mencukupi pengeluaran keluarga selama belum mendapatkan penghasilan kembali

3. Timbulnya pengeluaran tidak terencana seperti pemberian hadiah, sumbangan, liburan, atau pengeluaran yang sesekali saja terjadi dan sifatnya tidak rutin. Pengeluran ini seringkali juga tidak bisa diduga kapan akan terjadinya. Masalahnya penghasilan kita biasanya habis untuk pengeluaran yang rutin saja dan jarang sekali bisa mencadangkan untuk pengeluaran tidak rutin. Dengan adanya dana cadangan maka pengeluaran tidak rutin bisa dibayar tanpa harus mengganggu anggaran belanja bulanan.

Tidak peduli apakah kondisi keuangan Anda sudah stabil dengan karir yang baik dan gaji yang tinggi, apakah Anda sudah memasuki usia pensiun, atau jika Anda masih muda dan baru mulai berkarir, maka siapapun Anda dan bagaimanapun situasi keuangan Anda saat ini. Anda harus tetap memiliki sejumlah dana cadangan. Tujuan untuk membentuk dana cadangan ini adalah agar Anda tidak kesulitan untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya darurat atau emergency, membiayai pengeluran keluarga jika penghasilan keluarga terhenti tiba-tiba karena PHK, dan membiayai pengeluaran tidak rutin lainnya.Di mana menyimpan Dana Cadangan dan Berapa Besarnya ?Dana cadangan sebaiknya disimpan di tempat yang aman, mudah diambil dan tidak akan membuat dan kehilangan nilai pokok investasi. Misalnya seperti seperti tabungan, deposito berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, obligasi pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia, Namun, dengan tingkat suku bunga yang turun terus, orang seringkali tergoda untuk menempatkan dana cadangan ini ke dalam investasi berisiko tinggi, itulah sebabnya orang sulit membentuk dana cadangan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang sebaiknya dipertimbangakan dalam memilih produk investasi yang tepat untuk dana cadangan Anda :

1. Perhatikan jangka waktunya. Simpanlah dana cadangan Anda hanya pada investasi dengan jangka waktu yang pendek saja, Pilih produk investasi yang memang diranacang khusus utnuk investasi jangka pendek maksimal satu tahun. Sebab begitu Anda menginvestasikannya pada produk invesatsi lebih dari satu tahun, maka dana cadangan Anda akan terpengaruh risiko pasar. Misalnya jika Anda membeli obligasi dengan jangka waktu 3 tahun dengan kupon bunga 7%, ternyata di tahun ke dua suku bunga obligasi dipasar raat-rata megalami kenaikan menjadi 9 %, akibatnya Anda rugi 2%. Kalaupun Anda ingin menjualnya mungkin harus di discount, sebab orang tentunya lebih memilih obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi,

2. Perhatikan risiko kreditnya, Tabungan, deposito, SBI, dan obligasi pemerintah jangka waktu 3 bulan, mempunyai tingkat risiko gagal bayar yang rendah atau lebih baik daripada surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perushaan swasta yang seang bermasalah baik dalam bentuk commercial paper maupun obligasi dengan jangka waktu yang sama. Mereka bisanya menjanjikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, namun risikonya juga lebih tinggi,

3. Perhatikan biaya-biayanya. Menyimpan dana di bank mungkin paling rendah biaya administrasinya, namun harus diperhitungkan pula potongan pajaknya. Reksa Dana Pasar Uang dan produk pasar uang lainnya biasanya juga dikenakan biaya pembelian, penjualan kembali, managemet fee. Semakin rendah biayanya tentu semakin baik karena tidak akan mengurangi return investasi terlalu banyak.

4. Jumlah dana cadangan jangan terlalu kecil juga jangan terlalu besar. Jumlah yang ideal adalah sebesar 6 kali pengeluaran keluarga Anda perbulan. Jika pekerjaan maupun penghasilan Anda belum stabil maka sebaiknya jumlah dana cadangan yang dibentuk semakin besar misalnya 12 kali pengeluaran keluarga Anda perbulan. Suatu saat dana cadangan ini terpakai maka isilah kembali sampai targetnya tercapai, setelah target tercapai berhentilah. Begitu seterusnya

Berinvestasi untuk membentuk dana cadangan, memang tidak terlalu menarik, sebab tidak membuat Anda kaya, namun juga tidak membuat Anda miskin. Investasi dalam dana cadangan minimal tidak akan membuat anda kehilangan nilai pokok investasi Anda, tapi paling tidak pertumbuhan dalam dana cadangan bisa menyamai inflasi, bahkan kadang-kadang bisa juga diatas inflasi. Yang pasti investasi pada dana cadangan tidak membuat Anda sulit tidur. Ingat ! khusus untuk dana cadangan maka bukan return investasinya yang penting tetapi bagaimana agar simpanan kita bisa kembali utuh.

Rencanakan Keuangan Masa Pensiun Anda

Masa pensiun adalah tahapan yang cukup rawan bagi kondisi keuangan pekerja, pada masa pensiun gaji yang biasanya diterima pekerja tidak akan datang lagi. Seorang pekerja untuk dapat menikmati masa pensiun dengan baik memerlukan perencanaan keuangan yang baik. Masa bekerja adalah masa yang baik untuk mempersiapkan bekal keuangan yang akan digunakan pada masa pensiun. Bagaimanakah melakukan perencanaan keuangan untuk mengumpulkan bekal itu?

Orang tua kita mempersiapkan kita untuk mampu mengarungi kehidupan dengan mendidik moral, melatih mental dan menyekolahkan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang tua memberikan nasihat-nasihat yang sangat berguna bagi kehidupan dan juga menyekolahkan kita setinggi-tingginya yang bisa dibiayai oleh mereka. Demikian juga kita mempunyai tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga kepada keluarga yang dicintai, untuk bisa membiaya kehidupan semasa pensiun dan sekaligus menunaikan kewajiban orang tua kepada anak yang belum sempat ditunaikan pada saat kita memasuki masa pensiun. Untuk mempersiapkannya maka perencanaan keuangan keluarga semakin dirasakan penting untuk memenuhi kebutuhan keuangan masa pensiun seperti membiayai pendidikan anak yang belum dewasa pada saat pensiun, atau sebagai pencegahan agar keuangan kita tidak tergantung anak-anak atau sanak keluarga.

Kalau meperhatikan siklus hidup manusia maka rentang masa 1-6 tahun adalah masa kanak-kanak. Usia 7-18 adalah masa sekolah dan bagi mereka yang beruntung meneruskan pendidikan di Perguruan tinggi sampai mendapatkan diploma, sarjana atau bahkan menamatkan studi pasca sarjana. Masa panjang yang dialami adalah usia 22 sampai dengan 55 tahun, masa bekerja dan memperoleh penghasilan dan usia yang umum bagi masyarakat pekerja Indonesia pensiun, masa 55 tahun sampai dengan 75 tahun. Masa pensiun seseaorang dapat berlangsung sampai dengan 20 tahun atau bahkan lebih.

Dari rentang waktu tersebut diatas yang menjadi perhatian kita dalam membuat perencanaan keuangan untuk masa pensiun adalah masa bekerja dari usia 22 sampai dengan 55 tahun atau 33 tahun bekerja dan masa pensiun dari usia 55 sampai dengan usia 75 tahun atau 20 tahun masa pensiun. Untuk sebagian orang yang dikaruniai usia panjang dapat mencapai usia 80 tahun bahkan lebih, artinya masa pensiun bisa mencapai 25 tahun atau lebih. Apakah kita sudah memikirkan bagaimana membiayai kehidupan sepanjang 20-25 tahun setelah pensiun?

Ingat bahwa masa produktif adalah masa bekerja, pada masa ini keuangan keluarga perlu dikelola dengan baik. Mengkonsumsi semua pendapatan adalah cara terbaik menghancurkan kenyamanan keuangan pada masa pensiun. Berbagai literatur menyarankan kegiatan menabung dan berinvestasi adalah cara terbaik untuk mempersiapkan keuangan masa pensiun. Berapakah besaran pendapatan yang harus ditabung dan dikonsumsi agar kita dapat memperoleh keamanan keuangan masa pensiun kita?

Besaran pendapatan yang harus ditabung atau di investasikan sangat bergantung kepada kebutuhan masa pensiun yang akan datang. Biasanya para perencana keuangan keluarga menyarankan 20-30% dari pendapatan tidak dikonsumsi pada masa aktif, dana ini dialokasikan untuk tabungan dan investasi. Berapa besaran ideal dana yang ditabung dan berapa besaran dana yang harus diinvestasikan?

Besaran Tabungan dan investasi yang diperlukan oleh seseorang adalah sangat beragam bergantung tingkatan pendapatan dan gaya hidup yang bersangkutan. Perlu diingat bahwa tabungan bukanlah sarana yang baik untuk mempersiapkan dana masa pensiun. Tabungan disarankan hanya untuk memenuhi kebutuhan dana darurat (emergency fund). Besaran yang umum disarankan adalah 6 bulan sampai dengan 12 bulan besaran konsumsi bulanan. Individu yang lebih konservatif mungkin perlu tabungan lebih besar lagi untuk memenuhi rasa amannya.

Perencanaan investasi untuk mendukung perencanaan keuangan masa pensiun lebih kompleks dari perencanaan tabungan. Unsur penting yang perlu diperhatikan adalah besaran dana yang diinvestasikan dan besaran hasil investasi. Penilaian dan pemilihan sarana investasi tidak akan dibahas secara terinci pada tulisan ini, mengingat banyak yang perlu dijelaskan. Berapakah besaran investasi yang diperlukan oleh seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidup dimasa pensiun.

Misalkan pada saat pensiun kita memerlukan pendapatan bulanan Rp. 10 juta per bulan berapakah nilai investasi yang diperlukan? Untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 10 juta perbulan diperlukan dana investasi Rp. 1 milyar dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% per tahun atau 1 % perbulan. Angka tersebut belum memperhitungkan tingkat inflasi tahunan, apabila tingkat inflasi tahunan 8% pertahun maka hasil investasi harus lebih tinggi yaitu 20% per tahun agar kita tetap mendapatkan imbal hasil Rp.10 juta per bulan. Apabila kita tidak memperoleh kesempatan investasi yang lebih baik alias tingkat hasil investasi tetap 12% pertahun maka sekurang-kurangnya diperlukan dana investasi sebesar Rp. 2 milyar untuk mendapatkan imbal hasil RP. 10 juta. Bagaimana kalau kita ingin mempertahankan tingkat kehidupan saat ini dengan penghasilan Rp. 20 juta per bulan maka dana investasi yang diperlukan bisa mencapai Rp. 4 milyar pertahun dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% dan inflasi 8 % pertahun. Perhitungan-perhitungan diatas sangat disederhanakan untuk mendapatkan perhitungan yang lebih akurat anda dapat menghubungi profesional perencana keuangan keluarga, sekaligus memperoleh nasihat bagaimana merencanakan keuangan yang baik untuk membiayai masa pensiun anda.

Apabila pekerja Perusahaan boanfid yang memberikan gaji tinggi dan sekarang masih aktif bekerja atau masih cukup lama akan pensiun anda dapa belajar dari senior-senior anda. Anda dapat belajar kepada senior yang berhasil menikmati masa pensiunnya dengan baik. Pada kesempatan yang lain belajarlah juga dari para senior yang mengalami masa pensiun dengan penuh kesulitan. Pada umumnya pekerja pada perusahaan bonafid memperoleh banyak kemudahan atau berkecukupan pada masa dinasnya melupakan perencanaan keuangan masa pensiunnya. Atau mungkin para pekerja tersebut telah berusaha mempersiapkan masa pensiunnya namun perhitungan yang tidak cermat menyebabkan perencanaan gagal dan lagi-lagi mengalami masa pensiun yang pahit. Janganlah masa pensiun anda menjadi taruhan segeralah buatlah rencana keuangan pensiun dengan baik, bila perlu mintakan bantuan profesional perencanaan keuangan atau certified financila planner untuk membuatkan perencanaan keuangan pensiun anda. Sedia payung sebelum hujan itulah kata bijak tetua kita. Ingat masa pensiun bisa 10 (sepuluh tahun), 20 tahun atau bahkan lebih lama dari 20 tahun, karenanya waspadalah!

Kapan waktu yang baik untuk memulai pelaksanaan persiapan keuangan masa pensiun anda? Kalau saat ini anda mempunyai waktu sepuluh tahun menjelang pensiun maka anda sudah cukup terlambat melakukan persiapan keuangan pensiun namun apabila ditunda lebih lama lagi maka kesulitan keuangan dimasa pensiun akan semakin menjadi nyata. Waktu yang terbaik mungkin adalah 5 tahun yang lalu atau 10 tahun yang lalu atau bahkan mungkin lebih dari 10 tahun yang lalu. Prinsipnya persiapan keuangan masa pensiun adalah semakin cepat semakin bagus, ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus, tunggu apa lagi, hati-hati jangan terlena dengan kondisi nyaman saat ini lihatlah senior-senior anda yang tidak merencanakan keuangan pensiunnya secara memadai.

Untuk Apa Mempersiapkan Pensiun ?

Dengan ini saya hendak mengajak ANDA untuk membayangkan bagaimana ANDA akan menjalani hari-hari di masa pensiun nanti.

Bagaimana bentuk rumah tinggal ANDA di masa tua nanti? Apakah cukup rumah sederhana di lingkungan perdesaan yang jauh dari polusi kota? Atau menginginkan rumah yang besar yang bisa menampung anak dan cucu dan berlokasi di dekat sanak keluarga?

Bagaimana gaya hidup yang ANDA inginkan?Apakah ANDA ingin menghabiskan waktu untuk hobi seperti memancing, berkebun, golf, dan lain-lain?Atau ANDA suka berjalan-jalan ke luar negeri?Atau ANDA ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, ingin bermain bersama cucu-cucu yang masih kecil?

Bagaimanapun juga kehidupan yang ANDA inginkan tentunya akan jauh lebih baik bila ANDA mandiri secara finansial. Artinya, ANDA memiliki uang yang cukup untuk membiayai kehidupan sendiri, tidak bergantung kepada anak, ataupun pihak-pihak lain.

Darimanakah penghasilan yang dapat ANDA gunakan untuk membiayai kehidupan yang ANDA inginkan di hari tua nanti? Dengan asumsi ANDA sudah tidak bekerja lagi, maka sudah tidak ada penghasilan dari gaji lagi.

Satu-satunya yang dapat ANDA andalkan nantinya adalah tabungan hari tua ANDA. Tabungan yang ANDA sisihkan setiap bulannya di masa muda,yang tujuannya adalah untuk dipergunakan di masa pensiun nanti.

Untuk itu ANDA memerlukan rencana keuangan.Rencana keuangan untuk hari tua. Di dalam rencana ini,ANDA menghitung berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk kehidupan di hari tua nanti, dan dikalikan dengan faktor inflasi. Setelah itu ANDA memilih produk investasi apa yang sesuai dengan kepribadian ANDA.Dengan perkiraan besarnya return dari investasi tersebut,dan berapa tahun jangka waktu yang dapat dipergunakan untuk berinvestasi, ANDA dapat memperkirakan berapa jumlah uang yang perlu disisihkan setiap bulannya untuk hari tua nantinya.

Misalkan saja Tono sekarang berumur 45 tahun, dan hendak pensiun pada umur 55 tahun.
Dengan perkiraan gaya hidup yang Tono inginkan nantinya, Tono akan membutuhkan biaya sebesar Rp. 3.000.000,- per bulannya. Dengan perkiraan faktor inflasi sebesar 10% per tahun, pada umur 55 tahun nantinya Tono akan membutuhkan uang sebesar Rp. 7.781.227,-per bulannya. Dengan perkiraan Tono hidup hingga umur 75 tahun, maka jumlah total uang yang Tono perlukan di sepanjang hari tuanya adalah 20 x 12 x Rp. 7.781.227,- atau Rp. 1.867.494.480. Artinya dalam waktu 10 tahun, Tono harus menginvestasikan uangnya hingga mencapai jumlah Rp. 1.867.494.480,- agar dapat hidup sesuai dengan gaya hidup yang dia mau.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Tono berinvestasi di reksa dana saham dengan rata-rata return 20% per tahun. Nah, dengan kalkulator finansial, Tono dapat memperhitungkan bahwa jumlah yang perlu diinvestasikan setiap bulannya adalah Rp. 1.238.170,- Dengan menginvestasikan uang sebesar Rp. 1.238.170,- per bulannya,maka pada umur 55 tahun nanti Tono dapat pensiun dengan gaya hidup yang diinginkannya. Uang yang diinvestasikan pada masa ini nantinya akan ditarik sebesar Rp. 7.781.227,- setiap bulannya untuk membayar biaya hidup Tono.

 Bagaimana dengan ANDA? Apakah Anda sudah merencanakan finansial untuk di masa pensiun nanti. Apabila belum, segeralah membuat rencana ANDA sekarang juga.ANDA dapat mencoba untuk menghitung kebutuhan dana pensiun yang Anda perlukan. Para pakar perencaan keuangan selalu mengatakan bahwa dalam perencanaan keuangan, waktu adalah teman kita. Semakin cepat kita membuat rencana keuangan, maka banyak waktu yang tersedia untuk mengembangkan nilai investasi kita, hingga akhirnya semakin kecil harga yang perlu kita bayar untuk mengimplementasikan rencana tersebut. Segeralah merencanakan hari tua ANDA, mulai dari saat ini juga!

FINANCIAL CHECK-UP

Di bidang kesehatan, dokter menyarankan untuk secara berkala melakukan check-up. Mengapa? Karena dengan adanya check-up, kita dapat mendeteksi keberadaan penyakit-penyakit sejak dini. Dengan adanya deteksi lebih awal, kita dapat mengambil tindakan secepatnya dan mencegah kerugian lebih lanjut.

Sama halnya dengan keuangan. Anda juga disarankan untuk selalu melakukan check-up terhadap keuangan Anda. Check-up financial dapat membantu Anda dapat mendeteksi adanya kemungkinan “penyakit-penyakit keuangan”, seperti:
· Terlalu boros· Terlalu banyak hutang · Kekurangan uang tunai pada masa darurat · Kekurangan investasi untuk masa depan · Gejala kebankrutan

Dengan adanya deteksi dini, Anda dapat segera mengambil tindakan untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?

Finansial check-up akan sangat membantu mengidentifikasi kemungkinan gangguan keuangan pada keluarga secara dini. Dengan begitu Anda dapat mengambil tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

Untuk itu dibutuhkan alat atau tools untuk melakukan check-up ini seperti halnya dokter dalam memeriksa kesehatan kita. Secara umum pemeriksaan kondisi keuangan dilakukan dengan menghitung rasio-rasio atau perbandingan-perbandingan tertentu dan menyimpulkan hasilnya. Ada tiga titik kritis yang wajib diperiksa:

1. Situasi seputar masa kini, diukur dengan likuiditas (ketersediaan uang tunai untuk membayar keperluan rutin dan keperluan mendesak).
2. Dampak keputusan hutang masa lalu, diukur dengan solvabilitas (kemampuan untuk membayar kewajiban hutang pada saat jatuh tempo).
3. Kondisi masa depan, diukur dengan rasio produktivitas aset dari hasil menabung atau berinvetasi.

Likuiditas Check-Up

Secara umum, semua keluarga akan memerlukan tingkat likuiditas tertentu untuk menjaga kemampuan membayar pengeluaran rutin mereka. Pemeriksaan tingkat likuiditas keuangan dapat dilakukan menggunakan rasio likuiditas, yang dapat dihitung dengan membandingkan antara aset likuid yang berupa uang tunai, tabungan dan deposito dengan kebutuhan rata-rata satu bulan. Sebagai contoh, misalkan jumlah uang tunai, tabungan dan deposito adalah Rp 5.000.000 dan jumlah pengeluaran bulanan Rp 3.000.000. Dari data ini, rasio likuiditas = 5.000.000 : 3.000.000 = 1,67. Rasio ini menunjukkan kemampuan aset likuid untuk menutup kebutuhan bulanan selama 1,67 bulan atau 1 bulan 20 hari.

Secara umum angka rasio yang disarankan antara 3 s/d 6 bulan (dana darurat). Rasio yang terlalu kecil bisa menyulitkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, apalagi bila terjadi risiko yang dampaknya jangka pendek, seperti rumah rusak perlu perbaikan dan lain-lain.

Sebaliknya, rasio likuiditas yang terlalu besar, melebihi kebutuhan menyebabkan ketidakefisienan dalam mengelola aset. Aset berupa uang tunai tidak akan memberikan hasil yang maksimal malah menurun termakan inflasi. Rasio likuiditas terlalu besar akan menutup kemungkinan untuk memperoleh keuntungan investasi dari aset yang dimiliki. Dengan demikian, harus selalu diusahakan untuk menjaga likuiditas pada tingkat tertentu sesuai dengan keadaan keuangan dan pola kehidupan.

Hutang Check-Up

Selanjutnya check-up yang berkaitan dengan masalah hutang. Dalam bahasa keuangan masalah ini dikenal dengan istilah solvabilitas, yaitu kemampuan untuk membayar cicilan hutang pada saat jatuh tempo. Bagaimana cara mengukurnya? Cara mengukurnya adalah dengan menghitung rasio pembayaran hutang terhadap pendapatan.

Rasio pembayaran cicilan hutang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membayar kewajiban cicilan hutang dalam satu periode waktu, atau mengukur tingkat pengeluaran bagi pembayaran hutang. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan total cicilan hutang yang harus dibayar dalam periode waktu tertentu dengan total penghasilan dalam periode waktu yang sama.

Contoh, bila total kewajiban cicilan hutang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun adalah Rp 18.500.000 sedangkan total pemasukan satu tahun Rp 73.000.000, sehingga rasio = 18.500.000 / 73.000.000 = 0,25.

Ini berarti 25 % penghasilan Anda telah teralokasikan untuk membayar hutang, atau dengan kata lain anda masih memiliki 75 % penghasilan untuk dikelola secara bebas. Rasio maksimum yang dianjurkan adalah sekitar 30%, lebih dari itu akan sangat menganggu pengeluaran anda. Sebaiknya pengambilan keputusan untuk berhutang selalu didasarkan pada arus kas riil, artinya pemasukan hanya diperhitungkan sebagai pendapatan apabila sudah benar-benar diterima. Sebagai contoh, bila dalam tahun ini Anda merencanakan menjual aset berupa tanah, pemasukan hanya bisa dicatat saat Anda telah menerima uang penjualan tersebut.

Produktivitas Aset Check-Up

Pengeluaran dari penghasilan setiap orang dapat dikelompokkan menjadi tiga pos utama, yaitu:

1. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
2. Untuk membayar hutang.
3. Untuk menabung dan berinvestasi.

Dua pos pengeluaran pertama telah kita bahas. Selanjutnya, mari kita lihat mengenai pos menabung dan berinvestasi. Membayar hutang berkaitan dengan keputusan keuangan masa lalu. Kebutuhan sehari-hari adalah masalah keuangan masa kini. Menabung dan berinvestasi adalah urusan untuk kepentingan masa depan.Tanpa adanya tabungan dan investasi, sebenarnya apa yang kita kerjakan hanya akan berjalan sampai masa kini saja, atau ekstrimnya, kita tidak memiliki masa depan (madesu = masa depan suram). Selama penghasilan masih mampu menutupi pengeluaran, dampak langsungnya belum dirasakan. Kebanyakan orang adalah seperti ini. Manakala terdapat gangguan terhadap penghasilan, kehidupan keuangan akan segera terganggu, yaitu mengalami defisit.Tanpa tabungan dan investasi, defisit ini tidak akan segera dapat ditutup, bahkan kemungkinan akan membesar dan membahayakan stabilitas keuangan. Tanpa surplus penghasilan, akan sangat sulit untuk melakukan perencanaan keuangan guna menjamin kondisi keuangan yang baik di masa depan, terlebih untuk jangka panjang.Untuk mengukur kekuatan menabung dan investasi digunakan rasio kekuatan menabung. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah uang yang ditabung untuk tujuan investasi dengan pendapatan.Sebagai contoh apabila jumlah tabungan dalam satu tahun Rp 8.000.000, sedangkan jumlah penghasilan tahunan Rp 73.000.000, maka rasio kekuatan menabung = 8.000.000 / 73.000.000 = 0,11 atau 11%. Mulailah menabung secara regular minimal 10% dari penghasilan bersih bulanan.Ada satu alat atau rasio lagi yang bisa membantu kita untuk melihat kekuatan investasi dalam menopang keuangan keluarga melalui rasio aset investasi dengan kekayaan bersih. Rasio kekuatan investasi menggambarkan tingkat ketergantungan kekayaan terhadap hasil investasi. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan pendapatan dari aset investasi dengan kekayaan bersih (aset – kewajiban).Contoh, apabila total aset Rp. 430.000.000 dan total hutang adalah Rp 150.000.000 dan pendapatan aset investasi (bisa berupa bunga, dividen, sewa property dan lain-lain) Rp 3.000.000, maka rasio kekuatan investasi = 3.000.000 / ( 430.000.000 – 150.000.000) = 0,01. Artinya hanya 1% kekayaan anda diperoleh melalui investasi, sehingga ketergantungan pada pendapatan di luar investasi, biasanya berupa gaji, sangat dominan. Semakin besar rasio ini akan semakin bagus. Bila telah mendekati angka 1 atau melampauinya, praktis anda tidak perlu bekerja lagi, karena penghasilan dari investasi telah mencukupi seluruh kebutuhan anda. Inilah tujuan masa pensiun yang diidam-idamkan oleh setiap orang, hidup berkecukupan dari hasil investasi yang kita miliki.

Alasan Menunda Mempersiapkan Masa Pensiun

1. Merasa Belum Urgent Toh Masih Lama.
Banyak orang yang tidak mau mempersiapkan dana yang akan dipergunakan di masa mendatang, toh masa itu masih lama, Jadi belum urgent untuk dipersiapkan sekarang. Sebagai contoh, anak Pak Agus yang umurnya masih 5 tahun...Mungkin Pak Agus belum merasa perlu untuk menyiapkan dana kuliahnya pada saat usianya 17 tahun nanti, toh masih ada waktu 12 tahun lagi. Justru karena kita masih punya waktu 12 tahun lagi, kita bisa menyisihkan uangnya sedikit-sedikit saja dari sekarang. Sebagai informasi, kalau kita terlambat mempersiapkan dana tersebut dan baru mempersiapkannya ketika umur anak kita sudah 14 tahun, maka kita hanya punya waktu 3 tahun untuk mempersiapkannya...Kebayang kan betapa berat beban kita nanti untuk menyiapkan dana tersebut hanya dalam waktu 3 tahun...

2. Merasa Tidak Perlu Lagi, toh Sekarang Sudah Punya Cukup Dana.
Ada sebuah cerita nyata dari sebuah seminar keuangan yang dipandu Safir Senduk di Bandung. Seorang wanita tiba-tiba maju untuk sharing... "Pak Safir, saya pengusaha dengan dua orang anak, beberapa tahun lalu saya baru memasukkan anak pertama saya ke SD dengan biaya sendiri, dan pada saat itu saya masih meremehkan arti sebuah persiapan, maklumlah bisnis saya sedang bagus-bagusnya saat itu..."; "Lantas ada teman yang menawari saya produk asuransi pendidikan, saya pikir waktu itu buat apa saya ambil produk semacam itu, toh dana saya masih cukup untuk membiayai sekolah anak saya yang kedua nanti. Namun karena kasihan pada teman saya itu yang terus mondar mandir menawari saya, akhirnya saya ambil juga produk yang dia tawarkan...:) ". Para peserta seminar mulai terdiam menunggu klimaks dari cerita ini... "Tahu nggak? Ketika anak kedua saya mau masuk SD, bisnis saya agak terguncang...Toko yang selama ini laris terpaksa harus ditutup karena kami digusur oleh pemilik gedung. Akhirnya, justru asuransi pendidikan itulah yang menyelamatkan sekolah anak saya. Wah saya pikir waktu itu saya ambil karena kasihan, eh sekarang saya yang harus dikasihani karena toko saya ditutup. Intinya adalah jangan terlena dengan kekayaan atau dana yang telah kita miliki sekarang. Bagaimanapun itu bukanlah jaminan kita bisa membayar pengeluaran di masa mendatang. Jaminan kita adalah berapa besar jumlah yang kita sisihkan hari ini untuk pengeluaran masa mendatang...

3. Merasa Sudah Tidak Perlu Lagi, toh Penghasilan Sekarang Sudah Besar. 
Karier tinggi dengan gaji besar membuat orang merasa nyaman. Belum tentu ! Penghasilan besar yang kita miliki sekarang bukan jaminan bahwa di masa mendatang penghasilan kita akan lebih besar lagi...PHK, resesi ekonomi, perampingan perusahaan besar-besaran, pengambilalihan perusahaan oleh pihak lain bisa membuat penghasilan kita tidak bertambah atau bahkan berkurang dari penghasilan yang sekarang. Jadi jangan andalkan penghasilan kita yang sudah cukup besar sekarang, lebih baik kita sisihkan sebagian untuk pengeluaran masa mendatang.

4. Pasrah, Biarkan Saja Hidup ini Mengalir Seperti Air, Nanti Pasti Akan Ada Jalannya. 
Ini alasan paling antik yang sering terdengar dari ratusan orang. Persiapan? Aaah, gak usahlah. Biarkan saja hidup mengalir seperti air, nanti juga ada uangnya. Air memang mengalir, tapi kita kan bukan air. Kita manusia yang mempunyai hak untuk menentukan kemana kita kita dan keluarga kita akan kita bawa mengalir. Banyak sekali kita lihat "orang-orang air" ini menyesal ketika waktunya tiada, ketika usianya 40 - 50 tahun dan mereka tidak bisa menunaikan ibadah haji seperti yang mereka harapkan, pensiun layak seperti yang mereka inginkan, dan ironisnya mereka sadar bahwa umur mereka tidak bisa diulang untuk mendapatkan kesempatan memperbaiki semuanya. Kesimpulannya air memang mengalir, namun kita yang tentukan arah aliran kita sendiri. Masa iya kalo airnya ke got kita mau ngikut, sebisa mungkin kita hindari kan? Namun setelah berusaha ternyata masuk ke got juga, barulah kita boleh pasrah karena itu sudah kehendak Yang Maha Berkehendak...


Dikutip dari buku karangan Safir Senduk 'Siapa Bilang jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya' ; Penerbit Elex Media Komputindo

Asuransi yang cocok buat anak

Pernahkah Anda membaca dan menghayati Puisi Kahlil Gibran tentang Anak, yang berjudul Your Children Are Not Your Children. Puisi ini memiliki pesan moral yang sangat mendalam bagi orang tua, yaitu mengajarkan dan menyadarkan kepada para orang tua bahwa orang tua harus berlaku lebih bijak pada anak, dimana anak tidak boleh disetir sesuai kemauan orang tua, apalagi dengan paksaan. Paling tidak, Anda sebagai orang tua memberikan ruang kebebasan bagi anak untuk menentukan nasibnya sendiri. Orang tua hanyalah sebagai fasilitator, untuk mewujudkan impian Anak-nnak Anda.

Pertanyaan sekarang, bagaimana menjadi fasilitator yang ideal bagi Anak..? Salah satu caranya yaitu memberikan bekal pendidikan yang memadai.

Namun, sadarkah Anda bahwa biaya pendidikan terus meningkat? Banyak sekali para orang tua yang kurang tanggap akan hal ini, maka dari itu mempersiapkan masa depan anak sedini mungkin agar impian dan cita-cita anak anda terpenuhi kelak, merupakan langkah bijak yang wajib diambil. Suatu kebanggaan bagi para orang tua apabila dapat mewujudkan cita-cita anaknya. Bukankah kesuksesan anak adalah kesuksesan Anda sebagai orang tua.

Akan tetapi bagaimana dengan para orang tua yang belum mampu mewujudkan impian dan cita-cita anaknya? terkadang anak-anak tidak bisa melanjutkan sekolah, atau pun kalau melanjutkan tidak sesuai dengan cita-cita anak , yang secara umum disebabkan hanya karena masalah biaya pendidikan yang mahal.

Sebenarnya, masalah biaya pendidikan yang mahal bisa Anda atasi. Kuncinya adalah mempersiapkan dana pendidikan untuk anak anda sejak dini. Dan hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan dana pendidikan adalah besar tabungannya tidak boleh ala kadarnya, “buat anak sendiri kok ala kadarnya“, tanpa memperhatikan tujuan ataupun besar biaya yang akan dikeluarkan kelak.

Resiko yang mungkin terjadi dalam perjalanan mempersiapkan dana pendidikan, yang mungkin menimpa Anak Anda, misal sakit dan harus menjalani rawat inap juga patut menjadikan pertimbangan. Sehingga dana yang digunakan untuk Dana Pendidikan tidak terganggu. Apalagi jika terjadi sesuatu yang fatal pada orang tua (Ayah / Ibu) sebagai pencari nafkah, misalnya sakit kritis, cacat tetap atau bahkan meninggal.

Sekarang ada kabar baik untuk Anda, yaitu telah hadir sebuah Rekening Asuransi yang cocok untuk Anak guna mempersiapkan dana pendidikan. Dimana dengan memiliki Asuransi Pendidikan ini, dana pendidikan untuk anak anda akan “Aman” dan pastinya “Senantiasa Tersedia” saat dibutuhkan. Kok bisa ya…? Tentu Bisa, karena dengan memiliki Asuransi Pendidikan ini anak akanmendapatkan Proteksi/Perlindungan berupa kesehatan dan Anda sebagai Orang Tua ketika mengalami suatu resiko (misalnya cacat tetap, sakit kritis atau pun meninggal), Maka Asuransi Pendidikan ini yang akan memberikan biaya pendidikan untuk Anda Anda sampai bisa mandiri.

Contoh kasus menabung di Asuransi Pendidikan :

Bayu (anak) usia : 2 tahun dan Pak Ali (ayah) usia : 33 tahun

Pak Ali mempunyai rencana menabung untuk Biaya Pendidikan dengan tabungan perbulan Rp 1 juta atau Rp 12 juta setahunnya. Pak Ali berencana menabung selama 15 tahun.

Manfaat yang diperoleh dari Asuransi Pendidikan ini adalah :
image

Nilai tunai (Dana untuk Pendidikan) :

Pada saat usia Bayu 18 tahun (masuk kuliah) tersedia dana Rp 526.885.000,- atau Setengah Milyard. Jadi Hanya dengan menabung Rp 1 juta setiap bulannya selama 15 tahun, dana bisa berkembang menjadi Setengah Milyard. Luar biasa bukan Asuransi Pendidikan ini.

Manfaat Proteksi / Perlindungan (diberikan TANPA mengurangi tabungan) :

1) Ketika dalam perjalanan menabung Bayu kurang beruntung misal sakit dan harus rawat inap, maka asuransi pendidikan ini akan memberikan santunan per hari sebesar Rp 1 juta. Jadi misal menjalani rawat inap selama 5 hari, maka asuransi pendidikan ini akan memberikan santunan sebesar 5 hari x Rp 1 juta = Rp 5 juta.

2) Manfaat uang pertanggungan, apabila tertanggung meninggal dunia, maka akan mendapat dana santunan (warisan) bagi keluarga yang ditinggalkan.

3) Ketika terjadi resiko pada orang tua (Pak Ali) misalnya Cacat Tetap, Sakit Kritis atau bahkan pindah dunia maka selanjutnya Asuransi Pendidikan ini yang akan mengambil alih tabungan untuk Bayu, sampai dengan usia Bayu 25 tahun. Jadi dana pendidikan Bayu tetap tersedia.

Jadi dapat disimpulkan, apapun resiko atau masalah yang terjadi, baik yang menimpa pada Anak atau Orang Tua, Dana Pendidikan akan senantiasa tersedia. Dan dengan memiliki Asuransi Pendidikan ini maka biaya pendidikan tidak lagi menjadi masalah. Apapun resiko yang ada didepan nantinya, Dana Pendidikan Anak tidak akan terganggu.

Apabila anda ingin konsultasi atau mengetahui produk Asuransi Pendidikan Prudential ini lebih lanjut, silahkan hubungi ummimiftah@gmail.com

Selamat merencanakan Dana Pendidikan untuk Buah Hati Anda

Biaya Pendidikan Selalu Naik

image
Tepat bulan Juli merupakan hari pertama masuk sekolah. Saya ucapkan Selamat bagi anak-anak yang diterima disekolah favorit, dan Selamat buat orang tua yang telah memberikan yang terbaik untuk putra-putrinya, lebih – lebih dalam mempersiapkan dana pendidikan.

Dan pertanyaannya apakah Biaya Pendidikan masih sama dengan tahun lalu, atau mengalami peningkatan? Apakah Anda sebagai orang tua cukup mudah untuk membayar biaya sekolah, karena sudah mempersiapkannya sejak lama, ataukah Anda merasa kewalahan dalam membayar biasa sekolah, dimana harus pinjam tetangga, mertua atau bahkan menggadaikan emas / barang berharga yang Anda miliki? Hanya Anda sendirilah yang bisa menjawabnya.

Menjadi Orang Tua yang bertanggung jawab adalah sebuah pilihan. Salah satu kewajiban orang tua adalah menyediakan asuransi yang cukup buat pendidikan anak, jadi siapkanlah sejak anak masih kecil agar menuai cukup besar di saat membutuhkan biaya pendidikan kelak.

Pendidikan yang baik merupakan salah satu cara untuk mewujudkan anak yang soleh, anak yang mampu berbakti pada orang tua, dan tentunya mampu menjadikan anak mempunyai karakter yang nantinya akan menghantar kepada kesuksesan.

Bagi Anda yang saat ini belum mempersiapkan dana pendidikan untuk Anda, silahkan jawab pertanyaan dibawah ini, sambil bayangkan buah hati Anda yang lucu, imut, bikin kangen, membuat Anda senantiasa tersenyum dan bikin Anda semangat untuk berkarya.

Apakah Anda sebagai orang tua ingin memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak Anda ? Akan kuliah dimanakah anak Anda dan tahukah Anda berapa besar biaya pendidikan saat anak anda hendak kuliah ? Tahukah anda berapa jumlah yang Anda harus sisihkan agar dapat menyekolahkan anak Anda ? Ketika terjadi sesuatu musibah terhadap Anda sehingga tidak dapat menabung lagi, apakah sudah diantisipasi ?

Menabung atau berasuransi adalah sebuah kebutuhan, bukan merupakan paksaan.

Siapkan sejak dini biaya pendidikan buah hati Anda, agar Anda tidak perlu berhutang atau menggadaikan sesuatu dikemudian hari

Kamis, 25 Juli 2013

Perlunya Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak

image
Kita sering menanyakan kepada Anak-Anak Kita , Apakah Cita-cita mereka ? Ada yang menjawab ingin menjadi Dokter, Insinyur, Pengacara, Arsitek bahkan ingin menjadi presiden.

Bagaimana rasanya jika Anak Anda tidak bisa meneruskan bersekolah ? Bagaimana rasanya apabila Anak Anda tidak bisa mencapai cita-cita yang diinginkannya ? Dan semuanya itu dikarenakan tidak ada biaya !!! Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pendidikan untuk Anak Anda, adalah pertama-tama Anda harus menentukan kemana mereka mau disekolahkan ? Berapa besar biayanya ? Dan apakah anda sudah siap ???

Tahukah Anda berapa kenaikan inflasi rata-rata 10-15 tahun yang akan datang ? Berapa kenaikan rata-rata biaya pendidikan ? Rata-rata kenaikan biaya pendidikan hampir mencapai 2 x inflasi rata-rata ( 2 x 12% = 24% per tahun )
Contoh :
Jika biaya kuliah saat ini Rp 17.650.000/ thn, maka biaya total pendidikan selama 4 tahun menjadi Rp 70.000.000 ( Nilai saat ini ). Dengan asumsi inflasi 10% per tahun, maka biaya kuliah pada waktu 16 tahun kemudian akan menjadi Rp 392.530.162.

Mengapa perlu persiapan dana pendidikan ?
· Investasi untuk masa depan anak Anda .· Semakin sedikit lapangan pekerjaan , semakin banyak jumlah pencari kerja.· Jumlah sekolah tidak sebanding dengan jumlah murid yang mendaftar.· Biaya pendidikan yang SEMAKIN TINGGI.

Jenjang pendidikan saat ini :
· Pra-sekolah
· Taman Kanak-Kanak Kecil / TK besar
· Sekolah Dasar ( SD )
· Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
· Sekolah Menengah Umum ( SMU )
· Akademi· Diploma 3 ( D3 )
· Sarjana Strata 1 ( S1 )
· Sarjana Strata 2 ( S2 ), MM, MBA
· Sarjana Strata 3 ( S3 ), PhD

Realitas
· Minimum pendidikan yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan kantoran di Indonesia saat ini adalah Akademi atau Diploma 3 (D3)
· Lulusan baru ( fresh graduate ) Sarjana Strata 1 dalam negeri mempunyai potensi penghasilan lebih besar dari lulusan baru Akademi dan Diploma 3.
· Lulusan baru ( fresh graduate ) Sarjana Strata 2 dalam negeri mempunyai potensi penghasilan lebih besar dari lulusan baru Strata 1.
· Lulusan baru ( fresh graduate ) Sarjana Strata 1 luar negeri mempunyai daya saing dan daya jual lebih dalam mendapatkan pekerjaan dibandingkan lulusan S1 dalam negeri , kecuali S1 dari universitas unggulan.
· Lulusan baru sarjana Strata 2 Luar negeri mempunyai potensi untuk duduk di Management , minimum level Assistant Manager.

Mempersiapkan Dana Pendidikan
1. Tentukan sampai sejauh mana anda ingin membiayai pendidikan anak.
2. Tentukan kira-kira kemana anda akan mengirimkan anak tersebut untuk masing-masing jenjang yang ingin anda biayai.
3. Untuk masa kuliah, tentukan apakah anda menginginkan mengirim anak kita untuk bersekolah ke luar negeri (biaya sekolah di luar negeri beberapa kali lebih mahal dari sekolah di dalam negeri).
4. Mengidentifikasi berapa besar biaya sekolah tersebut dalam nominal sekarang.
5. Tentukan berapa lama lagi anak-anak tersebut akan memasuki jenjang pendidikan yang ingin dibiayai (untuk pendidikan di luar negeri harus diperhitungkan biaya hidup)
6. Tentukan berapa besar rata-rata kenaikan biaya sekolah pertahun.
7. Seberapa besar tabungan pendidikan yang sudah dialokasikan.
8. Dapat diketahui berapa besar kekurangan yang dibutuhkan dan harus diinvestasikan menggunakan perhitungan.